Solopos.com, ANKARA — Model kontrovesial asal Belgia, Marisa Papen, menghadapi tuntutan tujuh tahun penjara setelah memamerkan foto memperlihatkan kemaluan di beberapa tempat terkenal di Turki.
Seorang Ibu Pasang Iklan di Koran Umumkan Coret Anak Kandung dari KK
Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya
Melansir The Sun, Jumat (18/12/2020), model foto syur tersebut dilaporkan berpose memperlihatkan kemaluan di Masjid Hagia Sophia yang terkenal di Istanbul.
Dalam foto tersebut Marisa mengangkat burqa, pakaian yang menutupi seluruh tubuh, dan memperlihatkan organ intim yang tidak tertutup celana dalam. Selain itu, model tersebut juga berpose telanjang di tepi pantai dengan menggunakan bendera negara Turki sebagai alas berbaring.
Jaksa Umum Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan Marisa. Mereka mengutuk model itu karena tindakan menipu dan secara terang-terangan mempermalukan kedaulatan negara.
Gagal Bobol Rumah, Pria Ini Meninggal Setelah Lehernya Terjepit Jendela
Menipu dan Mempermalukan
Pada saat dugaan pelanggaran terjadi, Hagia Sophia masih menjadi museum dan belum beralih fungsi menjadi tempat beribadah. Marisa terkejut saat pihak berwenang Turki menangkapnya karena foto-foto kontroversialnya itu.
Penangkapan itu datang beberapa hari setelah dia mengumumkan bahwa dia telah membuka halaman situs web pribadi. Kabarnya, halaman web tersebut menampilkan semua foto telanjang Marisa di berbagai negara.
Marisa memang kerap menimbulkan kontroversi karena foto bugilnya di beberapa tempat ikonik di beberapa negara. Pada 2018, wanita itu pernah tertangkap di Italia setelah melakukan foto bugil di depan Gereja Vatikan. Dia juga pernah memicu kemarahan karena foto bugil di Tembok Ratapan Yerusalem.
Satu-Satunya di Dunia, Youtuber Review HP Selundupan Tokyo
Wanita itu pernah tertangkap di Mesir karena pelanggaran yang sama di Kuil Karnak di Luxor. Tapi beruntung, wanita itu dapat bebas setelah membayar denda.
Marisa mengklaim bahwa alasannya melakukan foto bugil adalah untuk memperjuangkan kesetaraan gender untuk perempuan di seluruh dunia.
"Ini adalah teriakan untuk kebebasan. Saya ingin kembali ke masa ketika wanita menjadi ratu. Itulah mengapa saya ingin pergi ke semua negara ini ketika wanita tertindas. Seperti saya katakan itu adalah teriakan untuk kebebasan dan saya ingin mereka melihat pesan saya,” ucap Marisa.
Sadis, Pria Ini Perkosa dan Mutilasi Orang yang Pengin Bunuh Diri