SOLOPOS.COM - Foto Kasuari dikuliti untuk dimakan. (Istimewa/Facebook)

Foto kontroversial pria menguliti burung kasuari beredar di media sosial.

Solopos.com, SOLO – Sebuah foto memilukan beredar di jejaring sosial beberapa hari terakhir. Foto itu memperlihatkan sejumlah orang sedang menguliti seekor burung kasuari.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Foto kontroversial itu diunggah akun yang memakai nama Khabieer Mohamed. Yang lebih menyedihkan, foto itu disertai dengan caption seolah-olah mereka menguliti dengan kegirangan.

“Hasil berburu tadi malam burug [burung] kasuari, lumayan dibakar ma temen2 [dengan teman-teman]… sedaaap,” tulisnya.

Postingan ini langsung disambar sejumlah pengguna Facebook yang mengunggah ulang di akun masing-masing. Rata-rata pengunggah mengecam keras perilaku tak beradab itu.

Akun Eris Riswandi mengunggah foto itu dengan seruan keras, “TOLONG SEBARKAN…!!! Burung kasuari ini burung langka yg cuma ada di Indo serta burung yg di lindungi Negara….”

Dari kolom komentar postingan Eris, banyak netizen yang turut mengecam. Ada pula yang menyarankan agar orang yang bersangkutan segera dilaporkan ke pihak yang berwajib.

“Gebleg tuh orng,bego kali yg mostingnya kagak tau burung kasuari dlindungi, harusnya dlaporin aja,biar dpenjara,” tulis akun Ega Sii Nyonya Novhean.

“Ya allah semoga ini orang cepat di tangkap Semoga tidak ada lagi orang orang bodoh yg lain,” Rocky Rino.

Penelusuran Solopos.com, Kamis (10/3/2016), akun yang mengunggah foto tersebut, Khabieer Mohamed sudah tak lagi eksis di media sosial. Foto itu juga tak lagi terlihat di sejumlah akun yang memakai naam Khabieer Mohamed dan Khabier Mohamed.

Sedangkan netizen masih terus saja memburu fakta tentang foto kontroversial itu.

Sebelumnya, 2015 silam seorang bernama Shultan Archery juga dikecam karena aksi serupa. Akun yang mendapat banyak kecaman di media sosial ini mengaku membunuh kasuari bukan pelanggaran hukum.

Dia mengaku burung kasuari yang dibunuhnya adalah untuk dimakan.  Hal ini diakui bukan pelanggaran hukum lantaran dia tinggal di daerah pedalaman di Papua. Dia bahkan menyebut di tempatnya hukum rimba lebih tinggi dari hukum negara.

“Asal kalian tau saja ya, di sini, Papua. Untuk dominan Hukum adat lebih di patuhi dan dijalankan, apabila dibandingkan dengan hukum UU,” tulis @Shultan, yang mengomentari ancaman dan kritikan netizen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya