SOLOPOS.COM - Pembangunan berkelanjutan Jalur Laut Utara dibahas dalam diskusi "Jalur Laut Utara, Hasil dan Rencana" pada Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, Rusia belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sebagai bagian kerja sama internasional, pembangunan berkelanjutan Jalur Laut Utara dibahas dalam diskusi “Jalur Laut Utara, Hasil dan Rencana” pada Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, Rusia belum lama ini.

Acara tersebut digelar sebagai bagian dari rencana kepemimpinan Rusia di Dewan Arktik pada 2021-2023. Pelayaran adalah sumber kehidupan perdagangan global, dan menjadi kunci pembangunan ekonomi dan peningkatan standar hidup.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan rantai pasokan yang andal dan fleksibel telah meningkat, mendorong pentingnya rute logistik tambahan untuk menyediakan variasi logistik global yang stabil dan ramah lingkungan.

Itulah mengapa Jalur Laut Utara dibuat sebagai elemen penting dari logistik internasional baru yang berkelanjutan. Mengingat, 38% jalur transit laut antara Eropa dan Asia melewati perairan tersebut.

“Rute Laut Utara merupakan rute ke pasar Asia yang utama, bagian dari logistik global. Jarak dari Murmansk ke Shanghai adalah 7.000 mil, sebaliknya, melalui Gibraltar dan Selat Suez – 12.500 mil. Keselamatan, teknologi dan keberlanjutan Rute Laut Utara menjadi semakin jelas setiap hari bagi semakin banyak mitra. Ini adalah rute baru untuk logistik dunia dan koridor masa depan. Pada saat yang sama ada tantangan terkait es dan durasi navigasi terbuka. Tapi kami telah belajar bagaimana berlayar melalui es dengan aman dan efisien,” kata Vladimir Panov, perwakilan khusus untuk pengembangan Arktik dari Perusahaan Energi Atom Rusia, Rosatom.

Menurutnya, sejauh ini para ahli telah berhasil menjalin kerja sama dengan semua pengirim dan meningkatkan peramalan kondisi es, setiap pelayaran direncanakan dan dilengkapi dengan pengawalan pemecah es.

Pada saat yang sama, lanjutnya, tugas terpenting saat ini adalah menyediakan staf dan mengoperasikan pemecah es baru.

Jalur Laut Utara adalah rute maritim terpendek antara kawasan Asia-Pasifik dan Eropa Utara. Dengan jarak yang lebih pendek dan waktu tempuh yang lebih pendek, ini akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan jejak karbon transportasi laut.

Peneliti di Institut Penelitian Kebijakan Kelautan Sasakawa Peace Foundation, Sakiko Hataya, menekankan pentingnya mengembangkan Rute Laut Utara dengan latar belakang kecelakaan kapal kontainer di Terusan Suez pada tahun 2021, ketika arteri transportasi yang relevan tidak tersedia untuk digunakan.

“Navigasi di sepanjang Rute Laut Utara kemungkinan besar dapat dilakukan sepanjang tahun, kemungkinan teknis seperti itu tersedia. Itulah mengapa semakin banyak negara memikirkan rute ini sebagai rute alternatif untuk kargo mereka. Kota Hokkaido di Jepang bisa menjadi titik transshipment. Rute Laut Utara adalah peluang untuk diversifikasi. Kami membutuhkan evaluasi ekonomi dari jalur tersebut, karya ilmuwan dan langkah-langkah regulasi baru dari komunitas internasional diperlukan untuk membuatnya lebih stabil,”kata Sakiko Hataya.

Diskusi “Jalur Laut Utara, Hasil dan Rencana” ini diadakan Kementerian Pembangunan Timur Jauh Rusia, Wilayah Dialog Arktik.

Program bisnis mencakup 15 acara, beberapa di antaranya termasuk dalam rencana kepemimpinan Rusia di Dewan Arktik, misalnya diskusi “Konservasi dan Pemantauan Keaneragaman Hayati”; Pusat Daya Tarik Artika Rusia, Kawasan yang Dilindungi di Abad 21, dan “Produksi Film Kutub Utara: Dialog Antara Alam dan Teknologi”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya