Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital
Sejauh ini 14 kasus infeksi dari varian virus flu unggas H7N9 dilaporkan semuanya berada di wilayah timur China dan setidaknya empat korban tewas di antaranya ada di Shanghai, kota berpenduduk 23 juta jiwa yang juga simbol keuangan dan kekuatan ekonomi China. Tidak diungkapkan berapa jumlah unggas yang dimusnahkan.
Di Hong Kong, saham mengalami penurunan pada Jumat karena dipicu kekhawatiran bahwa varian baru virus flu unggas ini bakal mengganggu perekonomian setempat. “Masalah flu unggas ini sekarang jadi pusat perhatian semua orang,” ujar Alfred Chan dari Cheer Pearl Investment di Hong Kong. Saham sejumlah perusahaan penerbangan China mengalami penurunan hari ini dan menjadi top losers seperti China Southern Airlines, China Eastern Airlines dan Air China. Cathay Pacific juga ikut anjlok.
Sementara ini belum ada indikasi penularan virus itu dari orang ke orang, namun pengelola bandara Hong Kong menyatakan sudah melakukan antisipasi. Di Jepang bandara-bandara memasang poster di titik-titik kedatangan yang memperingatkan semua penumpang penerbangan dari China untuk segera memeriksakan diri ke otoritas medis jika mengalami gejala-gejala seperti flu.
Kementerian Kesehatan China dalam pernyataan resminya menyatakan bakal terus secara terbuka menjaga jalur komunikasi dan informasi dengan badan kesehatan dunia PBB, WHO serta negara-negara dan kawasan yang terkait.
Pemerintah di Shanghai juga menghentikan kegiatan jual beli unggas di dua pasar lain dan memerintahkan pembersihan di kedua tempat itu.
Tes yang dilakukan menunjukkan varian baru virus itu bisa ditangani dengan obat-obatan seperti Tamiflu produksi Roche dan Relenza dari GlaxoSmithKline.