SOLOPOS.COM - Film Senyap karya sutradara Joshua Openheimer (filsenyap[.com)

Film Senyap yang akan dibedah di kampus IAIN Surakarta batal digelar lantaran digeruduk oleh Frot Pembela Islam (FPI) Surakarta.

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Selasa (13/1), batal membedah film Senyap atau The Look of Silent di kampus tersebut.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Acara menonton bersama dan diskusi tersebut dibatalkan setelah kedatangan sekelompok orang dengan identitas Front Pembela Islam (FPI) Surakarta yang menghendaki pembatalan acara yang akan membedah membedah film Senyap di Gedung Pascasarjana IAIN Surakarta itu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sekelompok orang beridentitas FPI mendatangi kampus IAIN Surakarta, Selasa (13/1/2014), sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka yang berjumlah 50-an orang itu meminta pembatalan pemutaran film Senyap yang menceritakan ekses tragedi 30 September 1965 tersebut.

Massa FPI ditemui pejabat rektorat IAIN Surakarta. Sejumlah polisi dari Polsek Kartasura dan Polres Sukoharjo juga datang ke kampus. Wakil Dekan III Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Abdul Aziz, mengatakan telah meminta pembatalan acara itu pada Senin (12/1/2015) lalu atau sehari sebelum pemutaran film.

”Kami mendengar desas-desus ormas [memprotes dan menghendaki pembatalan pemutaran film] tersebut. Kami batalkan acaranya pada malam harinya [Senin malam],” kata Abdul ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/1/2015).

Abdul mengatakan bedah film yang diselenggarakan BEM Fakultas Syariah dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Locus itu sebenarnya hanya untuk kalangan internal mahasiswa dan tidak mengundang orang luar.

Bedah film karya Joshua Oppenheimer tersebut merupakan salah satu bentuk aktivitas akademis yang dijamin kebebasannya. Menurutnya, mahasiswa bisa belajar mengkritik sebuah karya seni dan mengetahui kelebihan atau kelemahannya.

”Saat berdiskusi dengan wakil ormas itu [FPI], kami menjelaskan bedah film tersebut adalah bagian dari mimbar akademis dan tidak melibatkan orang luar. Tetapi, demi alasan keamanan akhirnya kami batalkan,” ujar Abdul.

Salah seorang anggota panitia bedah film Senyap, Syaiful Anas, mengatakan ide bedah film tersebut berawal dari keingintahuan mahasiswa terhadap sejarah masa lalu.

”Kami ingin mengkaji dari sisi akademis apa sebenarnya yang terjadi pada 1965. Daerah Kartasura adalah daerah yang juga menyimpan trauma terhadap tragedi 1965,” ujar Syaiful ketika ditemui wartawan di ruang Wakil Dekan III.

Rencananya bedah film Senyap hanya dihadiri sekitar 50 mahasiswa IAIN. Syaiful mengaku tidak menyangka bedah film tersebut akan ditentang oleh sekelompok massa dengan identitas FPI Surakarta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya