SOLOPOS.COM - Festival Peh Cun Pekalongan 2016. (Istimewa/Instagram @juwita_foto_pekalongan)

Solopos.com, PEKALONGANFestival dayung perahu di Pekalongan bukan hanya digunakan untuk ajang perlombaan. Festival ini biasanya dirayakan setiap tahun pada tanggal 5 bulan 5 dalam kalender China.

Festival dayung perahu diyakini masyarakat keturunan Tionghoa menjadi tradisi untuk memperingati kematian Menteri Qu Yuan, yaitu seorang menteri negara yang dicintai oleh rakyatnya. Istilah Peh Cun berasal dari bahasa Cina, Peh Cun Jie yang artinya dayung perahu atau biasa disebut festival Peh Cun.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Dilansir dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, tradisi Peh Cun di Pekalongan dilakukan dengan membakar replika kapal dan abunya kemudian dilarungkan ke laut sebagai simbol rasa syukur dan keinginan untuk mendapatkan berkah yang melimpah. Tempat untuk melarungkan abu tersebut biasanya diadakan di Pantai Pasir Kencana.

Tokoh Qu Yuan adalah seorang sastrawan sekaligus menteri yang dikenal dengan sifat baik hati. Dia adalah penasihat nomor satu Kerajaan Chu dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk membantu raja membangun Negara Chu agar lebih kuat. Sayangnya, tidak semua orang menyukai kebaikan hatinya itu.

Kala itu, ia menyarankan raja untuk bersekutu dengan Negara Qi yang tujuannya adalah untuk berperang melawan Negara Qin yang paling kuat. Namun, Qu Yuan difitnah oleh pejabat yang cemburu dan dituduh melakukan pengkhianatan. Akhirnya sang raja memutuskan memecat dan mengasingkan Qu Yuan.

Singkat cerita, berapa lama kemudian negara Qin berhasil menaklukkan Ibu Kota Chu. Mendengar kekalahan tersebut, Qu Yuan akhirnya putus asa dan bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di Sungai Miluo pada hari kelima pada bulan kelima kalender China.

Mendengar kematian Qu Yuan, membuat penduduk setempat dirundung kesedihan. Mereka mencarinya menggunakan perahu dengan menyusuri sungai untuk mencari mayatnya, namun tak kunjung menemukannya.

Dari sinilah awal mula festival dayung perahu oleh masyarakat keturunan Tionghoa ini dilakukan dengan beberapa prosesi ritual sebagai bentuk penghormatan pada Qu Yuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya