SOLOPOS.COM - Dr.Agung Siswanto (tengah) ketika berfoto bersama dengan Promotor dan Ko promotor dalam Yudisium Program Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Gelar Doktor Sosiologi Agama resmi disandang Agung Siswanto setelah berhasil melalui Yudisium Program Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (11/7/2023).

Meraih predikat Cumlaude atau Dengan Pujian, Agung Siswanto berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95. Bertindak sebagai promotor adalah Dr. Pdt. Jacob Daan Engel, M.Si serta Ko Promotor Pdt. Izak Lattu, Ph.D., dan Dr. Pdt. Rama Tulus Pilakoannu.

Sementara itu, penguji dalam disertasi ini adalah Dr. Pdt. Tony Tampake dan Dr. Suwarto, M.Si., serta penguji luar Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto dan Pdt. Wahyu Satria Wibowo, Ph.D.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, orasi ilmiah berjudul “Patunggilan Kang Nyawiji dan Idea Sui-Generis Perspektif Sosio-Historis Pembentukan Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan” dipresentasikan Agung Siswanto yang juga merupakan Sekretaris Umum/Sinode Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) ini.

Dia menyampaikan, penelitian ini adalah upaya menyusun album dari potret kelompok-kelompok masyarakat, di mana Gereja, dalam hal ini Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (MA GKJW) menjadi fokus kajiannya.

Keberdikarian yang ditetapkan pada tahun 1983 ketika MA GKJW dinyatakan berdiri telah teruji seiring berjalannya waktu. MA GKJW menunjukkan sebagai unsur pengikat dalam gerak pertumbuhan dan perkembangan lembaga itu.

Keberdikarian yang disemangati dalam sesanti filosofis Patunggilan kang Nyawiji telah menjadi tekad kolektif. Kekuatan ini dapat dikatakan sebagai sui-generis bagi MA GKJW.

Berdasarkan pandangan Emile Durkheim tentang agama, ketika orang merasa menyatu, di sana ada sesuatu yang sakral. Agama sebagai suatu sistem yang menyatu dan menumbuhkan percaya.

“Itulah makna sui generis, ketika orang merasa merasa menyatu, ada sesuatu yang sakral. Ada mentally effervescent yang tercipta dalam masyarakat. Suatu sistem yang menyatu dan menumbuhkan percaya,” ujar Agung dalam orasi ilmiahnya.

Menurutnya, ada nurani yang mengikatkan komunitas masyarakat, dalam hal ini Greja Kristen Jawi Wetan, untuk mewujudkan cita-cita berdikarinya. Kesadaran bersama itu menjadi pendorong semangat bagi orang-orang di dalamnya untuk mewujudkan tujuan yang sama.

Kebersamaan itulah yang menjadikan kesatuan tekad orang-orang Kristen Jawa di Jawa Timur menjadi niscaya, sekalipun secara faktual terdapat kepelbagian latar belakang orang-orang Kristen di Jawa Timur.

Agung Siswato yang ditahbiskan sebagai Pendeta GKJW pada tahun 1999 ini menyatakan kelegaannya atas gelar doktor yang disandangnya. Disampaikannya bahwa dalam proses menyelesaikan studi S3 ini, tidak bisa lepas dari proses kesehariannya di gereja.

Pencapaian visi

Sementara itu, Dekan Fakultas Teologi UKSW Pdt. Izak Lattu, Ph.D., yang juga bertindak sebagai ko promotor menyampaikan terima kasih atas kerja keras Agung Siswanto sehingga menyandang gelar Doktor Sosiologi Agama.

“Tidak mudah mengubah pemikiran sejarah gereja murni ke dalam pemikiran interdisiplin. Kerja keras ini adalah contoh bagi teman-teman lain yang sedang memulai studi S3. Ini adalah bagian penting bagi kerja intelektual. Sebagai universitas yang punya visi menjadi Universitas Scientiarum, pencapaian S3 adalah puncak bagaimana pengetahuan diproduksi dan ini adalah bagian dari pencapaian visi sebagai Universitas Scientiarum,” kata Pdt. Izak Lattu.

Lebih lanjut dia menyampaikan, Fakultas Teologi UKSW juga menyampaikan terima kasihnya kepada Sinode GKJW yang telah mempercayakan fakultas yang dipimpinnya untuk mempersiapkan aset intelektual gereja dalam pengembangan gereja ke depan.

Acara Yudisium Program Studi DSA kemarin juga dihadiri oleh Sekretaris Umum Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ), Sekretaris Umum Sinode Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU), perwakilan Pendeta dan juga mahasiswa dari GKJW.

Rekomendasi
Berita Lainnya