SOLOPOS.COM - Internet

Solo (Espos)–Pengamat ekonomi Indonesia Faisal Basri menyampaikan tahun ini Indonesia berpeluang tumbuh 6,5%. Lembaga Internasional, menurutnya, melihat Indonesia memiliki prospek yang semakin baik. Bahkan, IMF pernah merilis optimismenya bahwa Indonesia bisa tumbuh 6% meskipun pemerintah hanya menargetkan angka pertumbuhan 5,8%.

“Ada konsensus Indonesia akan ada perbaikan meskipun tidak cepat. Bahkan, menurut saya ada peluang potensi tumbuh hingga 6,5%,” tutur Faisal Basri, kepada wartawan di sela-sela Seminar Momentum Investasi Emas di Sektor Komoditas yang diselenggarakan Monex Investindo Futures, di Diamond Solo Convention Center (DSCC), Jumat (23/7).

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Faisal menyampaikan, jika Indonesia benar-benar mampu meraih angka pertumbuhan 6,5%, maka akan sangat bagus. Meskipun dituturkannya, angka ini sebenarnya bukan pencapaian yang luar biasa. “Ada salah satu hal yang selama ini telah mengganggu pergerakan ekonomi nasional dan mestinya pemerintah bisa mengatasi itu. Yakni, lambatnya pemanfaatan anggaran belanja Negara,” tutur Faisal.

Pertumbuhan GDP di triwulan I 2010,  Indonesia hanya mencapai angka 5,7%. Mestinya, bisa sampai 6,5%. “Dan faktor belanja Negara ini yang menyebabkan pertumbuhan GDP tertahan di angka 5,7%. Belanja Negara di triwulan I justru turun 8,8%. Lambatnya pemanfaatan anggaran ini yang mengganggu pergerakan ekonomi.”

Faisal menambahkan, terkait perbaikan perekonomian Indonesia yang dinilai tidak cepat, juga terjadi karena saat ini ada kecenderungan kenaikan harga kebutuhan yang kian menggerus uang yang ada di kantong masyarakat.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya