SOLOPOS.COM - Kapal Titanic ilustrasi (hear-the-boat-sing.blogspot.com)

Kapal Titanic ilustrasi (hear-the-boat-sing.blogspot.com)

STOCKHOLM – Kalimat etis “wanita dan anak-anak lebih dulu” kini dianggap kian memudar. Dalam hal keselamatan di laut, kode etik tak tertulis itu dianggap ikut tenggelam bersama kapal Titanic pada 1912.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Ahli ekonomi dari Universitas Uppsala Swedia, Mikael Elinder bersama sejumlah peneliti lain menganalisis data 18 lokasi bangkai kapal yang tenggelam pada periode 1852-2011. Mereka menemukan, sekitar 15.000 orang dari 30 negara berbeda meninggal dalam kecelakaan kapal tersebut.

Jumlah wanita dan anak-anak yang meninggal diketahui lebih banyak dibandingkan penumpang laki-laki. Kapten kapal dan krunya justru memiliki kesempatan lebih besar untuk menyelamatkan diri.

Hanya ada dua kecelakaan kapal dengan jumlah wanita selamat cukup banyak yakni pada peristiwa Birkenhead dan Titanic.

Dikutip dari DiscoveryNews, Sabtu  (14/4), kapal HMS Birkenhead tenggelam di perairan Afrika Selatan 1852. Saat itu Letnan Kolonel Alexander Seton memerintahkan para tentara menyelamatkan wanita dan anak-anak menggunakan sekoci saat kapal perang itu perlahan tenggelam.

Pada 14 April 1912, Kapten E.J Smith sang nakhoda Titanic mengingatkan para pria untuk membiarkan wanita dan anak-anak naik sekoci lebih dulu. Ia sendiri justru tewas tenggelam bersama Titanic. Sebanyak 1.496 orang tewas dari total 2.208 penumpang.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya