SOLOPOS.COM - Beberapa saksi, termasuk Jessica Wongso (kanan), dalam rekonstruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin setelah minum kopi di Olivier Cafe. (Istimewa/Detik.com)

Es kopi berujung maut membuat ayah Mirna angkat bicara. Dia membaca gestur aneh Jessica selama di kafe, termasuk tangan Jessica yang diduga gatal.

Solopos.com, JAKARTA — Ada gestur yang dianggap aneh dari Jessica Wongso di Olivier Cafe pada 6 Januari 2016 lalu. Gestur itu muncul sejak Jessica datang ke kafe itu hingga sesaat setelah Wayan Mirna Salihin tergeletak seusai menyeruput es kopi Vietnam yang dia pesan untuk temannya itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berdasarkan rekaman CCTV di kafe saat itu dan keterangan pegawai kafe, ayah Mirna, Dermawan Salihin, bercerita panjang lebar seputar kejadian nahas itu. Jessica, kata Dermawan, masuk ke kafe dan ditunjukkan beberapa meja yang bisa dipilih. Setelah melihat-lihat ke atas, Jessica akhirnya memilih tempat paling pojok.

“‘Itu aja mbak’. Dia pilih paling pojok, sambil nenteng barang, tek tek tek, dia taruh di meja, semula numpuk. Lalu dia duduk sebenatar, terus dia jalan ke kanan, muter ke kasir, dia ambil kembaliannya. Dia ke pemesanan, bilang ini ini ini,” kata Dermawan dalam Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One, Selasa (2/2/2016) malam.

Karena ada 10 pesanan tamu yang antre, Jessica diminta menunggu dan dia balik ke mejanya. Tapi saat kembali, ada gestur lain yang dianggap tidak biasa. “Dia ke sana, balik, tapi baliknya ga lewat sini lagi, dia ke sana, bawa tas. Dia muter-muter dengan tujuan lihat CCTV. Kenapa?”

Setelah dia duduk, kata Dermawan, tas Jessica masih posisi yang sama, begitu pula tiga paperbag besar yang dia bawa. “Kemudian enggak lama, datanglah kopinya, kopi dulu. Set… sampai. Dia belum benahin itu, dia diam dulu sembari lihat kiri kanan,” kisah Dermawan.

Saat itu, Jessica masih diam menunggu hingga tak lama kemudian pesanan dua gelas cocktailnya datang. “Ditaruh [cocktailnya], ini tetep di tengah, paper bag ini disusun, diangkat sedikit, kurang dia lihat [kurang menutupi], ada CCTV. Dia ambil tasnya lagi [semula di bawah], taruh lagi.”

Di situlah letak kejanggalan di mata ayah Mirna. Dia pun menemukan perbedaan antara informasi yang dihimpunya melalui CCTV dan keterangan karyawan kafe dengan pengakuan Jessica di media massa.

“Dia bohong tuh di TV One [saat diwawancarai dalam program sebelumnya]. Dia bilang kopi datang setelah ini [paper bag] di bawah. Salah! Paperbag sudah diset, kopi masih di tengah, dan itu dia tutup, makanya tidak ada alibi untuk menyatakan bahwa ini kopi tidak diracun.”

Dermawan pun menirukan gestur Jessica setelah itu. “Setelah disusun, dia taruh gitu, lalu tangannya menyender nih. Tek…tas dia taruh di sini [sebelah kiri], (tangan kiri), dia ambil sesuatu, dia lihatin. Tangan kanan ada otot, Anda [pengacara Jessica] kan perlu otot, saya kasih lihat,” ujarnya.

Pernyataan soal “otot” itu menanggapi ucapan pengacara Jessica, Yudi Wibowo, yang menyebut bukti polisi hanya rekaan. “Bukti itu rekaan semua. Siapa yang melihat, mendengar, dan mengalami Jessica menaruh sianida? Itu semua asumsi. Hubungannya dengan Jessica apa? Tebak menebak, yang dibuktikan itu perbuatan seseorang. Perbuatan itu gerakan otot. Apakah dia menaruh racun di kopi itu,” tegas Yudi, Minggu (31/1/2016) lalu.

Dermawan pun kembali menjelaskan gestur Jessica selanjutnya. “Dia taruh tek [kanan], cepet lah. Itu kantong kenapa dibuang? Itu dia gatel [karena menyentuh zat tertentu] itu. Saya sudah minta tolong sama polwan buat periksa itu. Kenapa [celana] dibuang? Ya karena itu [gatal], bukan karena dibuang pembantunya.” Baca juga: Cerita Dermawan, Jessica: Oh Mirna Meninggal Ya, Cantik Ya Mirna …

Baru setelah itu, tas dan paperbag tersebut ditaruh lagi di bawah. “Setelah itu, baru dia benahin, di taruh bawah lagi, dia kayak orang nervous gitu. Dia ke tengah, seperti ngatur posisi,” ujarnya. Baca juga: Whatsapp Jessica: ‘Mir, Mau Dong Dicium Elu, Udah Lama Ini’.

Sebelumnya, dalam Kabar Petang TV One yang ditayangkan pada Selasa (26/1/2016) malam, Jessica bercerita tentang proses pemesanan kopi Mirna di Olivier Cafe, 6 Januari lalu. Ceritanya sama dengan pengakuan-pengakuan sebelumnya yang telah diberitakan di media massa. Dia menyebut Mirna sendiri yang memilih es kopi Vietnam itu. Baca juga: “Ih Ada yang Bohong di TV”.

“Itu Mirna sendiri, dia bilang dalam bahasa Inggris, dia bilang cinta banget sama es kopi itu. Saya tawarin untuk pesenin, dia bilang ya boleh aja. Pukul 15.45, saya ke restorannya pesan meja untuk pukul 16.00 WIB. Saya jalan-jalan aja ke sekitar situ, saya datang ke toko, beli hadiah yang cocok buat teman-teman saya, beli tiga,” cerita Jessica.

“karena sudah pukul 16.00 WIB, saya tanya kamu udah deket belum, dia bilang masih meeting. Jalan-jalan kebablasan sampai pukul 16.20.”

Jessica juga menjelaskan soal posisi paperbag berisi hadiah untuk teman-temannya itu, yang sebelumnya disebut menutupi pandangan CCTV Olivier Cafe. Jessica mengaku belum pernah masuk ke kafe itu sebelumnya. “Saya taruh paper bag di kursi, tapi lalu saya pindahin, ini kan buat teman saya yang mau datang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya