Solopos.com, JAKARTA — Epidemiologi atau pakar penyakit menular Amerika Serikat dari Universitas Maryland, Faheem Younus memvonis kasus virus corona pemicu Covid-19 di Indonesia semakin parah dari hari ke hari. Dalam postingan akun twitternya @FaheemYounus, Selasa (22/6/2021), dia mengatakan jika kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 94% dan terus naik.
“Indonesia terus memburuk dari hari ke hari. 27.300 kematian pertama dalam 10 bulan, 27.300 kematian berikutnya dalam 5 bulan. Hindari keramaian di dalam ruangan, pakai masker KN95, dapatkan vaksin yang tersedia,” cuitnya epidemiologi AS di akun Twitter miliknya.
Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya
Baca Juga: Ada Zodiak Lebih Senang Melajang, Kamu Termasuk?
Indonesia Keeps Deteriorating By The Day…
Now 94% of peak and RISING
First 27300 deaths in 10 months
Next 27300 deaths in 5 monthsAvoid indoor crowds, wear KN95 masks, get the available vaccine
Stay awake, even if ppl at the helm seem asleep https://t.co/9nQNtoY3Ta
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) June 22, 2021
Sebelumnya, Faheem Younus juga memaparkan jika kondisi di Indonesia sudah sedang tidak baik baik saja akhir ini karena penyebaran virus corona penyebab Covid-19 yang semakin menyebar luas. Puncaknya adalah hari ini, ada sekitar 94% kenaikan kasus yang terjadi di Indonesia dan masih bisa terus naik.
Indonesia Terlambat
Dirinya juga menyebut jika kasus Covid-19 Indonesia parah dan sudah terlambat dalam menekan pertumbuhan virus ini. Namun, dengan taat melakukan vaksin dan tetap menjaga jarak adalah salah satu cara yang tepat sebagai cara menanggulangi peningkatan Covid-19 di Indonesia ini. Selain itu, dirinya juga menyebut jika Indonesia masih rendah dalam melakukan tes terhadap virus Covid-19 ini.
Harus disadari, nama Faheem Younus menjadi buah bibir saat nama Younus sempat mencuat di media sosial akibat sebuah pernyataan yang mengatasnamakan Faheem Younus, tetapi dibantah oleh pemilik nama dan belasan pernyataan terkait dengan Covid-19 tersebut diklasifikasikan sebagai hoaks.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos