SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas ekspor melalui pelabuhan (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe)

Solopos.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat surplus transaksi berjalan 2022 mencapai US$13,2 miliar atau satu persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan surplus 2021 sebesar US$3,5 miliar atau 0,3 persen dari PDB.

“Kinerja ini terutama didukung peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/2/2023).

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2022 mencatat defisit US$8,9 miliar seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan tahun 2022 kembali membukukan surplus sebesar US$4 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus US$13,5 miliar.

“Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2022 mencatat surplus didorong oleh kinerja ekspor yang makin kuat sehingga menopang ketahanan sektor eksternal,” ujarnya.

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus US$54,46 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$35,42 miliar.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2022 tetap kuat yakni sebesar US$137,2 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

BI terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Selain itu, transaksi modal dan finansial mencatat perbaikan dari defisit US$5,5 miliar atau 1,6 persen dari PDB pada triwulan III 2022 menjadi defisit US$0,4 miliar  atau 0,1 persen dari PDB pada triwulan IV 2022.

“Kinerja positif ini terutama ditopang oleh investasi langsung yang membukukan peningkatan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga,” ujar Erwin.

Tekanan aliran keluar neto investasi portofolio juga mulai berkurang seiring dengan arus masuk di pasar surat berharga negara (SBN) domestik yang mulai berlangsung sejak pertengahan triwulan IV 2022.

Selain itu, transaksi investasi lainnya mengalami penurunan defisit antara lain disebabkan oleh penarikan penempatan swasta di tengah peningkatan kewajiban pembayaran utang luar negeri.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya