SOLOPOS.COM - PENGRAJIN -- Seorang pengrajin rotan di Gatak, Sukoharjo, tengah menyelesaikan garapannya. Para perajin selama ini terpukul dengan mahal dan sulitnya bahan baku rotan akibat dibukanya keran ekspor bahan mentah. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Cirebon (Solopos.com) – Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan, pemerintah akan menghentikan ekspor bahan baku rotan dan berupaya agar produksi rotan terserap oleh industri dalam negeri, sehingga menciptakan nilai tambah serta lapangan kerja.

PERAJIN -- Seorang pengrajin rotan di Gatak, Sukoharjo, tengah menyelesaikan garapannya. Para perajin selama ini terpukul dengan mahal dan sulitnya bahan baku rotan akibat dibukanya keran ekspor bahan mentah. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Kita akan ambil sikap untuk melarang ekspor bahan baku rotan, tetapi kebijakan ini akan diambil secara holistik dengan memperhatikan juga daerah penghasil rotan,” katanya di Pendopo Kabupaten Cirebon, Jabar, Jumat (28/10/2011). Didampingi Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Gubernur Sulteng Drs Longki Djanggola, Gita menjelaskan, kebijakan itu akan memperhatikan pasokan rotan dari daerah penghasil, kelestarian hutan untuk mencegah eksploitasi rotan secara berlebihan dan menumbuhkan industri pengolahan rotan di daerah penghasil rotan.

Keputusan itu disambut gegap gempita puluhan pengusaha rotan asal Cirebon yang hadir karena mereka sudah enam tahun merasakan betapa sulitnya mencari bahan baku rotan yang berkualitas dengan harga wajar, hanya karena semua rotan lebih banyak diekspor sejak keluarnya Permendag Nomor 12 tahun 2005 dan direvisi kembali melalui SK Mendag No.36/2009. Mendag juga meminta dukungan pengusaha mebeler rotan asal Cirebon untuk mau membantu pengusaha di daerah penghasil menciptakan industri serupa dan menyerap tenaga kerja lokal.

Usai acara ketika ditanya kapan SK Mendag tentang pelarangan ekspor rotan akan keluar, Gita menjawab bahwa SK itu akan keluar dalam hitungan hari. Menteri Perindustrian MS Hidayat pada acara itu mengatakan, Pemerintah bertekad membangkitkan lagi kejayaan rotan Indonesia di era 1980 sampai tahun 2000, karena rotan merupakan hasil alam kebanggaan Indonesia yang harus dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. “Jadi kebijakan menghentikan ekspor rotan yang akan keluar bukan untuk pengusaha asal Cirebon atau Jawa Barat, tetapi juga untuk mendorong tumbuhnya industri kerajinan rotan di provinsi yang selama ini menghasilkan bahan baku rotan,” paparnya.

Sebelumnya, Bupati Cirebon Dedi Supardi menyatakan, terima kasih atas respon cepat Pemerintah untuk menyelamatkan industri rotan dalam negeri, khususnya di wilayah Cirebon yang menjadi sentra industri rotan Indonesia. Ia mengungkapkan, pada masa kejayaan di tahun 1988-1989 nilai ekspor kerajinan dan mebeler rotan dari Cirebon mencapai 124 juta dolar AS per tahun dengan serapan tenaga kerja mencapai 300.000 orang, namun pada tahun 2010-2011 nilai ekspor itu menurun 70 persen.

“Hanya 30 persen industri rotan yang saat ini masih bertahan, sehingga tenaga kerja yang sudah terampil akhirnya beralih profesi dan sebagian menganggur,” ujarnya. Menurut dia, nilai ekspor bahan baku hanya 1 sampai 1,5 dolar AS perkilogram, namun jika sudah menjadi barang jadi bisa mencapai 8 dolar sampai 20 dolar AS perkilogram.”Nilai tambah ini yang selama ini diambil negara lain,” katanya.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya