SOLOPOS.COM - Aktivitas Perdagangan di Pasar Gede Solo (Dok/JIBI/Solopos)

 Aktivitas Perdagangan di Pasar Gede Solo (Dok/JIBI/Solopos)


Aktivitas Perdagangan di Pasar Gede Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kendati terjadi momentum deflasi sebesar 1,35% di bulan September, tetapi Kota Solo diperkirakan sulit menekan laju inflasi 2013 karena di tiga bulan terakhir tahun ini masih ada beberapa kendala yang diperkirakan masih memberikan tekanan terhadap inflasi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Oktober ini ada momen Idul Adha dan biasanya setelah Idul Adha banyak orang punya hajat. Telur dan daging ayam dipastikan akan memberikan tekanan terhadap inflasi, tergantung suplainya seperti apa?” kata Kepala Badan Pusat Statistik Solo, R Bagus Rahmat S, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Rabu (2/10).

Kemudian, di bulan November berdasar historis tahun sebelumnya selalu terjadi inflasi meski tidak besar. Dan di Desember, dipastikan momen Natal dan tahun baru juga akan mengerek inflasi.

Bagus melanjutkan dengan deflasi sebesar 1,35% maka per September kemarin inflasi tahun kalender Solo sedikit bisa diredam ke angka 7,20% dan inflasi dari tahun ke tahun 8,08%. “Untuk inflasi tahun kalender tentunya lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang hanya 2,03% dan periode sama 2011 yang hanya 0,78%. Untuk inflasi yoy sebesar 8,08% juga tentunya lebih tinggi dari periode sama tahun sebelumnya 3,19%.”

Sementara itu, mengenai momen deflasi di bulan September, Bagus menyebutkan, dari 338 komoditas yang disurvei BPS sebanyak 40 komoditas mengalami penurunan harga. Sejumlah 98 komoditas masih menunjukkan tren kenaikan dan cukup menghambat deflasi. Beberapa komoditas yang menyumbang deflasi utamanya adalah kelompok bahan makanan yang rata-rata turun 5,33% dan menyumbang deflasi hingga 1,52%.

Komoditi lainnya adalah bawang merah terjadi penurunan harga -48,08%, telur ayam ras turun 8,86%, angkutan antarkota turun 7,84 %, daging sapi turun 4,82%. Sedangkan yang menghambat deflasi antara lain minyak goreng naik 9,7%, tempe naik 7,54%, beras 0,655%, emas perhiasan naik 8,33%, serta rokok kretek dan sabun mandi. “Deflasi bulan ini merupakan deflasi terbesar selama sepuluh tahun terakhir. Biasanya kalau deflasi tidak sebesar ini.”

Bahkan deflasi Solo ini jauh lebih besar dari deflasi nasional 0,35 persen. Dibandingkan kota lain di Jateng Solo juga paling besar. Purwokerto deflasi 0,71%, Semarang deflasi 0,61%, Tegal deflasi 0,15% dan Jogja -0,24 persen. “Tingginya deflasi Solo membuat posisi inflasi yoy kita turun dari posisi Agustus 8,93% menjadi 8,08%.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya