SOLOPOS.COM - Tahir (forbes.com)

Ekonomi Indonesia terpengaruh kondisi global, salah satunya akibat devaluasi yuan.

Solopos.com, JAKARTA — Kebijakan Pemerintah Tiongkok untuk memangkas nilai yuan hingga 2% dalam satu hari dinilai sangat aneh.

Promosi Beredar Video Hoax Uang Hilang, Pengamat Sebut Menabung di Bank Sangat Aman

Pendiri Grup Mayapada, Tahir, mengatakan pemerintah harus terus mencermati perkembangan kebijakan yang akan diambil negara tersebut untuk memperbaiki perekonomiannya.

“Kita harus cermati apa yang terjadi di Tiongkok, karena agak aneh dalam satu hari mendevaluasi hingga 2%,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Tahir menuturkan devaluasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebuah negara untuk meningkatkan ekspornya. Akan tetapi, hal tersebut dilakukan saat hampir seluruh negara menginginkan pertumbuhan ekonomi tinggi, sehingga malah memunculkan ketidakpastian bagi investor.

Tahir menuturkan pemerintah harus menjaga sistem moneter dalam negeri agar tidak terganggu dengan kebijakan tersebut.

“Jangan sampai mengganggu moneter. Kalau sistem moneter terganggu, ini yang celaka. Itu yang ditakuti, kalau sampai sistemnya terganggu,” ujar dia.

Dia memperkirakan pembangunan dan ekspansi yang tidak terkendali membuat Tiongkok menghentikan sejumlah rencana pembangunan infrastrukturnya. Hal itu kemudian akan memberikan dampak kepada sektor riil di dalam negeri.

“Menurut saya, karena dia [Tiongkok] menggarap high speed rail way, dan membangun jalan tol secara berlebihan, sekarang disetop. Akibatnya pabrik baja babak belur, dan semua unit pendukungnya babak belur. Sekarang mereka tidak membeli baja dan batu bara lagi, karena over ekspansi,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya