SOLOPOS.COM - Pengumuman paket kebijakan ekonomi Presiden Jokowi, Senin (16/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ismar Patrizki)

Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,3% pada 2016. Namun, pemerintah diminta realistis dengan target pertumbuhan ekonomi.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah diminta realistis menerapkan target pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara. Pasalnya, target yang meleset akan berpengaruh besar bagi kelangsungan program pemerintah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ekonom Indef, Enny Sri Hartati, mengatakan pemerintah harus memahami konsep target asumsi makro dan pembangunan ekonomi dan infrastruktur bukan seperti target dalam perusahaam. Menurutnya, di dalam perusahaan apabila target tidak tercapai maka kinerja secara keseluruhan tidak akan terganggu.

Sementara dalam negara, apabila target tidak terpenuhi, maka akan terdapat program yang terpengaruh dan bisa tidak jadi dilakukan. “Akan ada pembahasan ulang yang akhirnya dapat menyebabkan penundaan dan ketidakpastian dari program mana yang akan dilakukan,” tambah Enny, Jumat (1/1/2016).

Dia menambahkan, kalau melihat alasan hampir semua Kementerian/Lembaga (K/L) yang mengalami keterlambatan anggaran pada 2015 karena memang uang yang ada untuk dibelanjakan pada saat itu belum ada. “Yang pasti, target penerimaan [2015] tidak tercapai. Artinya, kalau kemarin di 2016 pasangnya 1.600 dan dapatnya 1.500, maka apa yang terjadi pada 2015 akan kembali terjadi,” kata Enny, Jumat.

Dia menambahkan, kalau pendapatan tidak mampu dipenuhi, implikasinya adalah adanya keterlambatan penyerapan. Menurutnya, hal ini dapat membuat peran stimulus fiskal tidak optimal sehingga target pertumbuhan ekonomi 5,3% tidak realistis. Saat ini yang harus diketahui adalah berapa target penerimaan negara dengan benchmark 2015 termasuk dengan asumsi harga minyak mengingat harganya yang terus turun.

Terkait dengan target pendapatan negara, Enny menuturkan, pada tahun depan Menteri Keuangan cukup percaya diri dengan program-program yang dimilikinya, seperti pengampunan pajak (tax amnesty).

Terkait dengan target pembangunan, dia mengingatkan, saat ini pengangguran dan ketimpangan mengalami peningkatan. Adapun mengenai pengangguran, Enny menuturkan, guna mengatasi hal tersebut pemerintah harus fokus pada sektor padat karya, sektor pertanian, dan pertambangan.

“Sekarang posisi pertumbuhan melambat. Kalau target ingin dicapai atau tidak berubah, harus ada rekayasa untuk tiga sektor itu,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya