SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pungutan liar (pungli) di objek wisata di Kabupaten Gunungkidul menjadi ancaman bagi perkembangan pariwisata di daerah tersebut.

Padahal tingkat kunjungan wisatawan ke Gunungkidul setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pungli kepada wisatawan terjadi saat musim libur Lebaran beberapa waktu lalu. Pungutan liar dengan modus penunjuk jalur alternatif dan penarikan sumbangan terjadi karena kepadatan arus kendaraan di sekitar lokasi wisata pantai.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul, Saryanto mengakui pengembangan pariwisata di Gunungkidul masih banyak yang harus diperbaiki.

“Kami akui masih banyak yang harus diperbaiki, baik itu dari sisi infrastruktur pendukung atau dari sisi kualitas pelayanannya,” katanya kepada Harianjogja.com, akhir pekan lalu.

Diakui Saryanto, pengembangan pariwisata di Gunungkidul terdapat beberapa hambatan, mulai dari sarana infrastruktur penunjang yang masih minim, atau munculnya isu pungutan liar yang berkedok sumbangan yang terjadi saat libur Lebaran lalu. Di samping itu, masalah kemacetan di jalur menuju lokasi wisata pantai juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab.

“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, sudah banyak perbaikan. Namun, hal itu tetap butuh evaluasi supaya ke depannya pelayanan yang diberikan bisa lebih maksimal,” katanya.

Sebagai perbaikan, Pemkab akan memaksimalkan pemetaan enam kawasan strategis pariwisata (KSP) yang dilakukan Disbudpar Gunungkidul. Tujuannya, kawasan yang dipetakan sesuai dengan potensi yang dimiliki bisa memudahkan dalam proses pengembannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya