SOLOPOS.COM - Oktaviano Nugroho, 5, asal Desa Kebondalem Lor, Prambanan dipangku ayahnya bernama Sugiyantoro, 31, di salah satu bangsal RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Rabu (18/2/2015). Bocah tersebut mengalami gizi buruk. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Indonesia masuk zona darurat gizi bersama 116 negara lainnya di dunia.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia saat ini masuk dalam zona darurat gizi dari 117 negara di dunia. Demikian diungkapkan Direktur Bina Gizi, Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Dari 117 negara di dunia, Indonesia masuk dalam darurat gizi dengan tiga dampak yang ditimbulkannya pada tumbuh kembang anak,” katanya menanggapi kondisi gizi anak di Indonesia, Sabtu (3/4/2015).

Ketiga dampak yang ditimbulkan tersebut, ungkap Doddy, anak mengalami stunting yakni tinggi badan tidak sesuai dengan usianya (pendek), berbadan kurus yang akan memicu gizi buruk dan berbadan gemuk yang memicu obesitas.

Sementara untuk perbaikan generasi dalam mencegah terjadinya stunting, lanjut dia, dibutuhkan waktu sekitar 100 tahun, sehingga sudah saatnya perbaikan gizi itu dimulai dari sekarang.

Berdasarkan data Global Utusan Report yang dilaporkan ke Bappenas diketahui, jumlah bayi dan balita yang mengalami “stunting” (bertubuh pendek) di Indonesia mencapai 8,8 juta jiwa dari sekitar 45 juta jiwa total anak balita.

Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, lembaga donor asal Amerika yakni Millenium Challenge Account (MCA) menyalurkan dana hibah sebesar 131,5 juta dolar Amerika atau setara sekitar Rp1 miliar di Mamuju, Sulawesi Barat.

Pemilihan lokasi tersebut, karena di daerah itu terdapat sekitar 48 persen bayi dan anak balita yang mengalami stunting.

Sementara itu, CEO Millenium Challenge Corporation (MCC) Dana J Hyde disela-sela peninjauan di lokasi pilot project di Pos Yandu Al-Ikhlas di Desa Bambu, Kabupaten Mamuju, Sulbar mengatakan, dana pendampingan itu diperuntukkan untuk peningkatan SDM kader pos yandu, paramedis dan pihak terkait lainnya dalam jangka lima tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya