SOLOPOS.COM - Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenakan rompi tahanan KPK usai konferensi pers penahanan dirinya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/10/2023). (Antara/Indrianto Eko Suwarso).

Solopos.com, JAKARTA — Syahrul Yasin Limpo (SYL) diduga menikmati uang miliaran rupiah hasil dari korupsi anggaran Kementan yang di-mark up atau dilebihkan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga korupsi yang dilakukan SYL mencapai Rp13,9 miliar, yang dilakukan dalam rentang waktu 2020-2023. 

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata menduga aliran dana korupsi SYL mengalir ke sejumlah pihak. 

Partai Nasional Demokrat (Nasdem)

KPK menduga bahwa uang hasil korupsi SYL yang berjumlah miliaran masuk ke Partai Nasdem. Meskipun hingga kini pihaknya masih akan mendalami hal ini. 

“Sejauh ini ditemukan juga aliran penggunaan uang sebagaimana perintah SYL yang ditujukan untuk kepentingan Partai Nasdem dengan nilai miliaran rupiah dan KPK akan terus mendalami,” kata Alex dalam konferensi pers, Jumat (13/10/2023), dilansir Bisnis.com.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan bahwa Syahrul Yasin Limpo (SYL) memang kerap menyumbang uang untuk partai. 

Uang yang diberikan SYL pun dipakai untuk membantu kegiatan sosial yang digelar Nasdem. Salah satu contohnya yakni SYL pernah sumbang ratusan hingga ribuan paket sembako di Kepulauan Seribu melalui kegiatan Nasdem. 

Kemudian SYL menyumbangkan uang senilai Rp20 juta ke Fraksi Nasdem DPR RI untuk membantu daerah yang terkena bencana. Namun menurutnya, pemberian itu dilakukan SYL dengan status kader partai dan bukan menteri pertanian. 

“Nah apakah ini berasal dari uang korupsi? Apakah ini berasal dari CSR perusahaan dari mitra dia? Kita tidak tahu. Tetapi bahwa Pak Syahrul sebagai kader Partai NasDem pasti ketika ada kegiatan sosial partai, dia diminta untuk berpartisipasi, bekerja, bergotong royong itu menjadi suatu hal yang wajar,” ungkap Ali dalam keterangan resminya. 

Umroh 

Selain SYL, KPK juga menangkap dua pejabat Kementan lain yakni Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono (KS) dan Muhammad Hatta (MH), Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan. 

Bersama keduanya, SYL diduga menggunakan uang korupsi untuk melangsungkan ibadah umroh. 

“Terdapat penggunaan uang lain oleh SYL bersama-sama dengan KS dan MH serta sejumlah pejabat di Kementerian Pertanian untuk ibadah umrah di Tanah Suci dengan nilai miliaran rupiah,” kata Alex. 

Cicilan Kartu Kredit dan Mobil 

Alexander juga mengatakan bahwa aliran dana korupsi SYL dipakai untuk memenuhi kebutuhan pribadi dirinya dan keluarga. Misalnya untuk membayar cicilan kartu kredit dan mobil Alphard. 

“Perbaikan rumah pribadi, tiket pesawat bagi keluarga, hingga pengobatan dan perawatan wajah bagi keluarga yang nilainya miliaran rupiah,” lanjut Alex. 

Pungutan liar SYL untuk pejabat Kementan KPK juga menduga bahwa SYL membuat peraturan mengenai pungutan atau setoran dari ASN internal Kementan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. 

Adapun setoran itu ditujukan untuk unit eselon I dan eselon II melalui pembayaran tunai dan transfer rekening bank.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “4 Arah Uang Korupsi SYL, Buat Umroh hingga Disumbang ke NasDem”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya