SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Washington (Solopos.com)— Setidaknya dua anak pemimpin Libya Muamar Khadhafy mengusulkan peralihan kekuasaan ke demokrasi konstitusional dengan memasukkan syarat pencabutan kekuasaan ayah mereka, demikian New York Times seperti dikutip AFP, Senin (4/4/2011).

Mengutip seorang diplomat tak bernama dan seorang pejabat Libya yang mengetahui rencana itu, koran AS tersebut melaporkan bahwa masa transisi akan dipelopori oleh salah satu anak Khadhafy, Seif al-Islam el Qadhafy.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tidak jelas apakah Kolonel Khadhafy, 68, sudah menyetujui usul yang didukung anaknya sendiri itu, Seif dan Saadi el-Kadhafi. Tetapi, seseorang yang dekat dengan anak-anak Khadhafy mengatakan sang ayah tampaknya ingin berperan serta.

Kedua anak Khadhafy itu “ingin bergerak ke perubahan bagi negara” tanpa ayah mereka, lapor The Times mengutip salah seorang yang dekat dengan Seif dan Saadi.

“Mereka menabrak begitu banyak dinding batu dengan para penjaga lama, dan bila mereka harus maju, meraka akan membawa negara segera bangkit,” kata sumber itu.

Menurut The Times, gagasan itu mungkin mencerminkan perbedaan pendapat di antara anak-anak Khadhafy yang sudah terjadi sejak lama.

Jika Seif dan Saadi condong ke ekonomi gaya Barat dan politik terbuka, anak-anak Khadhafy lainnya Khamis dan Mutuassim dianggap sebagai kaum garis keras.

Khamis memimpin milisi pro-pemerintah, sementara Mutuassim, seorang penasihat keamanan nasional, sudah dianggap sebagai pesaing Seif dalam kompetisi utnuk menggantikan ayah mereka.

Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya