SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Palu–Tim Komisi III DPR RI mengunjungi Buol, Sulawesi Tengah, mulai Jumat (24/9), untuk mengecek penanganan kasus kerusuhan berdarah yang menewaskan delapan warga dan melukai puluhan lainnya yang dirasakan berjalan lamban.

“Penanganan kasusnya memang terkesan lamban namun kami juga bisa memaklumi karena penanganan kasus ini harus hati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam menjatuhkan hukuman terhadap seseorang,” kata Anggota Komisi III DPR RI Syarifuddin Suding yang akan memimpin tim itu saat dihubungi melalui telepon dari Palu, Jumat (24/9).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Anggota DPR dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu mengatakan, ada tiga hal pokok yang akan didalami tim Komisi III selama berada di Buol, yakni penyebab kematian Kasmir Timumun dalam sel Polsek Biau, bunuh diri atau akibat penganiayaan.

Hal kedua adalah bentrokan antara massa dengan anggota kepolisian yang menyebabkan delapan orang tewas tertembak dan puluhan lainnya luka berat dan ringan karena tertembak.

Sedangkan masalah ketiga yang akan didalami adalah perkembangan penanganan hukum atas kasus tersebut yang sedang berlangsung di kepolisian.

“Kami akan bertemu para keluarga korban, tokoh masyarakat, pejabat pemda dan polri mulai dari Kapolda Sulteng sampai Kapolsek Biau serta berbagai pihak terkait,” kata Wakil Ketua Fraksi Partai Hanura DPR RI itu.

Hasil penyelidikan Tim Komisi III ini, kata Syarifuddin, akan menjadi bahan rapat dengan Kapolri dalam penanganan dan penyelesaian kasus ini secara tuntas serta bahan rekomendasi DPR kepada Presiden dan para pejabat terkait lainnya.

Bentrokan berdarah di Buol yang terjadi pada 31 Agustus sampai 1 September itu dipicu oleh tewasnya Kasmir Timumun di sel Polsek Biau pada 30 Agustus. Kasmir ditahan karena terlibat kecelakaan lalu lintas pada Sabtu (28/8) malam yang menyebabkan seorang anggota Polantas Polres Buol luka berat namun pada Senin petang (30/8) Kasmir ditemukan tewas tergantung dengan sehelai kain di ruang tahanan.

Polisi mengatakan bahwa Kasmir tewas bunuh diri, namun keluarga korban dan masyarakat tidak percaya dan menduga Kasmir tewas karena dianiaya oknum polisi selama dalam tahanan sejak Sabtu (28/8) malam.

Ribuan orang kemudian berdemo di Mapolsek Biau pada Selasa (31/8) malam yang berlanjut pada kerusuhan yang berlangsung hingga Rabu (1/9). Kerusuhan yang diwarnai penembakan oleh aparat itu menewaskan delapan orang dan puluhan warga lainnya luka-luka berat dan ringan. Di pihak Polri dilaporkan 19 anggota luka-luka ringan akibat terkena lemparan batu dan kayu serta benda keras lainnya, serta sejumlah sarana dan prasarana milik polri dirusak dan dibakar massa.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya