SOLOPOS.COM - Ilustrasi sperma (healthland.time.com)

Donor sperma untuk kebutuhan praktikum menyebar lewat pesan berantai.

Harianjogja.com, SLEMAN-Pesan berantai mengenai program donor sperma untuk praktikum di bagian Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan imbalan Rp50.000 beredar melalui aplikasi WhatsApp sejak Sabtu (5/9/2015) pagi. Adapun pihak kampus setempat membantah adanya program tersebut.

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

Sekretaris Bagian Patologi Klinik FK UGM, Teguh Triyono menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan pengumuman mengenai penelitian sperma. FK UGM juga tidak mengetahui secara pasti siapa yang telah menyebarkan pengumuman tersebut.

“Pesan yang beredar tersebut sesuatu yang bukan dan tidak terkait dengan bagian Patologi Klinik FK UGM. Kami pun tidak pernah mengeluarkan maupun menginstruksikan keluarnya pengumuman itu,” jelasnya, Senin (7/9/2015) seperti rilis yang Harianjogja.com terima.

Pihaknya sangat menyesalkan pesan yang membawa nama bagian Patologi Klinik UGM.

“Pengumuman tersebut hal yang sangat tidak etis, tidak senonoh, dan jauh dari nilai-nilai akademis,”tandasnya.

Teguh menyampaikan bahwa saat ini tidak ada penelitian terkait pemeriksaan sperma di bagian Patologi Klinik. Kendati begitu ia mengakui dalam kurikulum pendidikan kedokteran terdapat praktikum tentang sperma dalam rangka meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam memeriksa dan menganalisis sperma.

“Praktikum terkait sperma ini hanya dilakukan sekali dalam satu tahun untuk satu angkatan, bukan dilakukan secara rutin setiap harinya,”ungkapnya.

Dalam pelaksanaan penelitian tersebut, dikatakan Teguh, sampel sprema yang digunakan pun tidak dengan mencari donor sperma. Untuk memenuhi kebutuhan praktikum menggunakan sisa sampel sperma dari hasil pemeriksaan pasien rumah sakit.

“Kami tidak pernah mencari donor sperma. Biasanya kita mengambil sperma sisa pemeriksaan dari lab layanan rumah sakit yang sebenarnya harus segera di buang, dan itu pun bersifat anonim,”urainya.

Kaprodi Pendidikan Dokter FK UGM, Mahardika Agus Wijayanti menyampaikan mahasiswa prodi Pendidikan Dokter dituntut untuk mampu melakukan diagnosa untuk berbagai kasus kesehatan. Dalam pelaksanaan pembelajaran mahasiswa tidak hanya menjalani perkuliahan dikelas, tetapi juga melaksanakan praktikum di laboratorium guna mencapai kompetensi.

“Salah satunya mahasiswa dituntut untuk mampu melakukan diagnosa dalam hal infertilitas dengan melakukan praktikum di lab patologi klinik,”jelasnya.

Mahasiswa Terbukti Sebarkan, Sanksi Akademik Berlaku
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK UGM, Ova Emilia menyatakan pihaknya berupaya melakukan penelusuran lanjutan dengan melakukan investigasi secara internal. Apabila nantinya terbukti mahasiswa FK yang menyebarkan pesan tersebut akan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan dari universitas.

“Kita lakukan investigasi internal untuk mengetahui lebih dalam kasus ini,”jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya