SOLOPOS.COM - Sejumlah prajurit TNI mengusung peti jenazah Mantan Kepala BNPB Letjen (Purn) Doni Monardo saat prosesi pemakaman di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Senin (4/12/2023). Doni Monardo terakhir menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) periode 2021–2026 yang juga dikenal sebagai Ketua Satgas Covid-19 tersebut wafat setelah menjalani perawatan intensif karena sakit di RS Siloam Jakarta. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

Solopos.com, JAKARTA – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo diusulkan menjadi pahlawan nasional. Usulan itu disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, setelah Doni Monardo wafat karena sakit pada Minggu (3/12/3023).

Agus mengatakan bahwa penetapan seseorang untuk menjadi pahlawan nasional harus terlebih dahulu memenuhi kriteria tertentu.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Nanti ada itunya, ya, ada aturannya, nanti pasti di bidang personel. Nanti kita akan mengusulkan,” katanya kepada wartawan di kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Senin (4/12/2023).

Apabila keputusan dari pertimbangan itu sudah final, maka mendiang Doni Monardo baru akan dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional yang ditandai dengan pita jasa dari negara.

“Nanti ada kriteria yang diatur bidang personel, yang mengatur kalau sudah final. Nanti seperti yang ada di dada saya, jadi pita jasa yang didapatkan beliau dari negara,” lanjutnya.

Profil Doni Monardo

Sebagaimana diketahui, Doni Monardo yang berdarah Minang merupakan anak dari Letkol CPM Nasrul Saad dan Roeslina. Pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963 itu menghabiskan masa kecil di Aceh. Setelah itu dia tinggal di Padang hingga lulus SMA.

Doni masuk Akademi Militer setelah lulus SMA, mengikuti jejak ayahanda. Tahun 1985 ia mengawali masa kedinasannya sebagai seorang prajurit.

Lebih tiga dasawarsa, tepatnya 34 tahun sudah Doni malang melintang melakoni penugasan. Pernah berdinas di Banten, Bali, Aceh, Jakarta, Sulawesi Selatan, Bogor, Maluku, dan Jawa Barat.

Alumnus Akademi Militer tahun 1985 ini pernah menjabat Komandan Paspampres (2012), Komandan Jenderal Kopassus (2014), Panglima Kodam XVI/Pattimura (2015-2017), Panglima Kodam III/Siliwangi (2017), Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (2018) dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2019-2021).

Doni mengakhiri kiprahnya sebagai prajurit aktif dengan pangkat terakhir adalah Letnan Jenderal. Selain itu, Doni juga tercatat mendapat gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) bidang sumberdaya alam dan lingkungan dari IPB University karena dinilai memiliki karya, dedikasi dan kontribusi yang luar biasa di bidang ilmu lingkungan dan sumber daya alam.

Ditunjuk sebagai Komisaris Utama/Independen PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sejak 10 Juni 2021. Doni mengemban tugas sebagai Kepala BNPB periode 2019–2021.

Penugasan Doni di BNPB tentu bukan masa yang mudah, karena saat itu, dunia menghadapi pandemi Covid-19, tak terkecuali Indonesia.

Presiden Jokowi sejak 13 April 2020 menetapkan Indonesia sebagai darurat Covid-19, dan Doni mengemban tugas penting sebagai Kasatgas Penanggulangan Covid-19.

Doni, semasa bertugas sebagai Kasatgas, di kalangan jajarannya dikenal tidak pernah berhenti bekerja. Dia pun mengakui selama lebih dari satu tahun tinggal sementara di Graha BNPB, kantornya saat itu.

Kemudian, saat-saat pandemi Covid-19 dalam titik terburuknya, Doni pun tetap berkeliling ke daerah-daerah Indonesia, termasuk lokasi-lokasi yang rawan, untuk meninjau langsung penanggulangan wabah virus itu.

Di tengah penanggulangan Covid-19, dia juga terjun langsung ikut menangani penanggulangan bencana, termasuk di antaranya gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan. Di tengah pekerjaannya itu, dia pun sempat terserang Covid-19.

Selepas purnatugas sebagai kepala BNPB, Doni Monardo menerima penghargaan dari berbagai lembaga, termasuk dari Presiden Jokowi.

Presiden pada Maret 2023 memberi penghargaan penanggulangan Covid-19 kepada Doni Monardo. Penghargaan itu diberikan Presiden berkat terobosan Doni yang menerapkan strategi pentahelix dalam penanggulangan Covid-19.

Berkat strategi pentahelix, Covid-19 ditangani gotong royong melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, kelompok masyarakat, media massa, akademisi, dan lembaga-lembaga terkait lainnya, bahkan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya