SOLOPOS.COM - Ilustrasi perdagangan ikan laut di pasar tradisional. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

JOGJA- Sejumlah paket peralatan industri pengolahan ikan senilai Rp11,5 miliar diberikan ke DIY. Industri perikanan ditujukan untuk mengangkat perekonomian warga pesisir lantaran semakin sulitnya lapangan kerja di bidang pertanian.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Paket bantuan tersebut berupa mobil alih teknologi dan infromasi Gemar Makan Ikan (GEMARIKAN), mobil box berpendingin, sarana pemasaran bergerak roda tiga, paket pembangunan pabrik es, paket pembangunan depo dan pasar ikan, peralatan sistem rantai dingin (cold chain system), paket peralatan pembuatan produk bernilai tambah dan paket peralatan rumah kemasan skala kecil.

Dengan total nominal senilai Rp11,5 miliar. Bantuan diberikan kepada kelompok pengolah dan pemasar ikan di kabuaten/kota. Untuk Provinsi DIY nilai bantuan yang diterima sebesar Rp3,3 miliar, Kota Jogja Rp1,2 miliar, Bantul Rp1,1 miliar, Kulonprogo Rp2,6 miliar, Gunungkidul Rp2,4 miliar dan Sleman Rp730 juta.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Minggu (8/1/2012) mengatakan, bantuan tersebut lebih ditujukan pada industrialisasi perikanan yang menghubungkan antara sektor hulu (produksi/tangkapan ikan) dengan sektor hilir berupa pemasaran dan pengolahannya. Kebijakan tersebut sekaligus mengangkat kesejahteraan nelayan di Indonesia. “Informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), 30% nelayan hidup di bawah garis kemiskinan dari total warga miskin di Indonesia. Selama ini 300 tahun lamanya nelayan hidup di bawah garis kemiskinan,” katanya.

Sementara bila merujuk di data nasional, ekspor hasil perikanan Indonesia jauh ketinggalan dibanding Thailand dan Filipina. Nilai ekspor pada 2010 hanya USD 2,86 miliar, 2011 diperkiarakan USD 3,20 miliar dan 2012 ditargetkan USD 3,60 miliar. Sedangkan Thailand melampaui hingga USD 5 miliar dan Filipina USD 4 miliar. Padahal bahan baku ikannya kurang dari 10% selebihnya dua negara tersebut mendatangkan ikan impor. Sebaliknya Indonesia menghasilkan bahan baku lebih dari 10 juta ton ikan namun menghasilkan devisa sangat sedikit.

Adapun kampanye makan ikan ditujukan untuk meningkatkan target konsumsi ikan warga Indonesia sebsar 32,70/kg/kapita/tahun pada 2012. Pada 2011 hanya sebesar 31,57/kg/kapita/tahun. Jauh di bawah Jepang yang mencapai 150kg/kapita/tahun sementara warga Malaysia dan Singapura mengonsumsi melebihi 40kg/kapita/tahun.

Sharif menambahkan, berbagai bantuan yang diberikan bakal dievaluasi apakah memberikan peningkatan kesejahteraan atau tidak. “Ini untuk mengukur apakah ke depan layak diberikan bantuan lagi atau tidak. Karena sulit kalau tidak diukur,” ujarnya.

Terpisah, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, sektor perikanan merupakan potensi ekonomi yang harus digarap ditengah semakin sulitnya mata pencaharian di bidang pertanian. Persoalan lahan di DIY yang kecil sementara penduduk terus bertambah sangat berisiko memicu kemiskinan di DIY. Apalagi penyusutan lahan pertanian mencapai 200 hektare per tahun.

“Masyarakat selatan ini tanahnya sempit, tidak sinkron antara pemilik tanah dengan petani ini menjadi beban. Jadi nelayan dengan produk laut harus jadi unggulan untuk mempercepat kesejahteraan. Posisi DIY menghadap ke laut adalah potensi,” kata Sultan.

Untuk mempercepat kesejahteraan warga pesisir, berbagai fasilitas perikanan diperlukan. Tak hanya pengolahan pascaproduksi namun juga penyediaan kapal bermuatan besar yang dapat mendongkrak produksi. Hanya saja Sultan menekankan, agar sarana dan fasilitas yang diberi pemerintah untuk nelayan tak hanya digunakan tapi juga dirawat.

Ia juga meminta warga nelayan yang telah mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada menggunakan penghasilannya untuk kesejahteraan keluarga. “Saya mohon jangan tiru pendatang, kalau Molimo (uang untuk mabuk, main perempuan, madat) tolong pak Menterti bantuannya dicabut,” tegas Sultan.

JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya