SOLOPOS.COM - TUDUHAN -- Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta (kiri) dan Ketua Gabungan Kepala Staf, Laksamana Mike Mullen, saat menghadiri dengar pendapat Senat AS di Washington DC, As. Dalam pertemuan ini Mike Mullen melontarkan tuduhan bahwa badan intelijen Pakistan menjadi beking aksi kelompok militan di Afghanistan. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Islamabad (Solopos.com) – Pakistan, Jumat (23/9/2011), mengancam bahwa AS bakal kehilangan sekutu penting jika terus melontarkan tuduhan soal keterkaitan dengan kelompok militan.

TUDUHAN -- Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta (kiri) dan Ketua Gabungan Kepala Staf, Laksamana Mike Mullen, saat menghadiri sidang dengar pendapat Senat di Washington DC, AS. Dalam pertemuan ini Mike Mullen melontarkan tuduhan bahwa badan intelijen Pakistan menjadi beking aksi kelompok militan di Afghanistan. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani Khar, menyatakan hal itu menanggapi pernyataan Ketua Gabungan Kepala Staf AS, Laksamana Mike Mullen yang menyebut badan intelijen Pakistan punya hubungan erat dengan jaringan Haqqani, salah satu faksi terkuat dan paling radikal dalam kelompok militan Taliban di Afghanistan. Pernyataan Mullen itu adalah kecaman paling keras yang pernah dikeluarkan pejabat senior AS terkait Pakistan, negeri yang selama puluhan tahun menjadi sekutu utama AS di kawasan Asia Selatan.

“Anda bakal kehilangan sekutu. Anda tak bisa kehilangan Pakistan atau rakyat Pakistan. Jika Anda memilih begitu, maka AS harus menanggung sendiri risikonya,” tukas Khar dalam wawancara dengan TV Pakistan, Geo TV di New York, AS.

Berbicara di dalam sesi dengar pendapat di Senat AS pekan ini, Mike Mullen menyatakan para antek Haqqani yang pekan lalu melancarkan serangan atas Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, bisa leluasa beroperasi lantaran didukung badan intelijen militer Pakistan. Mullen menyebut Haqqanni sebagai kepanjangan tangan Inter-Services Intelligence, badan intelijen utama Pakistan yang dikenal sangat kuat.

Meski sering berbeda sikap, Pakistan dan AS selama ini saling tergantung. Di masa invasi Uni Soviet di Afghanistan, AS bergantung pada Pakistan untuk membantu menyalurkan logistik bagi gerilyawan Mujahiddin. Sebaliknya, Pakistan bergantung pada AS dalam hal ekonomi dan bantuan militer.

Kini, AS bergantung pada Pakistan untuk menjadi jalur logistik pendukung pasukan NATO di Afghanistan, sementara Pakistan masih terus mengandalkan bantuan militer dan ekonomi bagi mereka sendiri. AS selama ini juga khawatir, persenjataan nuklir yang dimiliki Pakistan bakal jatuh ke tangan kelompok-kelompok militan yang selama ini aktif dan berpangkalan di dalam wilayah Pakistan. Selain itu, kedekatan Pakistan dengan China juga terus diwaspadai AS.

bas/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya