SOLOPOS.COM - Konten porno di LKS SMPN 4 RSBI Solo (Nenden Sekar A/JIBI/SOLOPOS)

SOLO– Konten berbau pornografi ditemukan di Lembar Kerja Siswa (LKS) mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SMP kelas VII. Temuan itu membuat resah orangtua siswa karena dinilai tidak layak dikonsumsi siswa.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Konten itu tertuang dalam LKS The Real English for Junior High School yang dirancang khusus untuk rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan disusun oleh tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Provinsi Jawa Tengah.

Pada Bab 2 dengan tema Notice, siswa diminta untuk mendiskusikan dan menerjemahkan berbagai peringatan yang termuat di LKS halaman 22. Salah satunya tercantum sebuah peringatan yang bertuliskan Warning Private Property Keep Out Unless You Have Really Big Boobs.

Kalimat itulah yang membuat salah satu orangtua siswa SMP Negeri 4 Solo, Bayu Tunggul, merasa risih karena artinya yang menjurus ke unsur pornografi. “Kalau yang saya pahami itu artinya: Peringatan Properti Pribadi dilarang masuk kecuali anda memiliki payudara besar,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (2/10/2012).

Bayu menjelaskan dirinya mengetahui hal itu ketika anaknya yang duduk di bangku kelas VII SMP bertanya mengenai arti kalimat itu saat mengerjakan tugas. Ketika mengetahui ada poin seperti itu Bayu merasa terkejut lalu meminta anaknya untuk melewati bagian itu.

“Beruntung saya bisa menjelaskan kepada anak saya. Tapi kalau anak lain penasaran kemudian mencari tahu di internet maka bisa berabe,” paparnya.

Pihak SMP Negeri 4 Solo menjelaskan LKS tersebut merupakan LKS wajib untuk semua SMP RSBI, sehingga tak hanya di sekolah setempat yang menggunakan LKS itu.

“LKS itu sampai dari provinsi bulan lalu, kemudian dibagikan ke siswa,” jelas Penanggungjawab Program RSBI SMPN 4 Solo, Jaka Rusdiyanta.

Wakil Kepala Sekolah urusan kurikulum sekaligus guru Bahasa Inggris Kelas VII SMPN 4 Solo, Budi Purnama, menjelaskan LKS itu belum digunakan pada pembelajaran di kelas. Pasalnya saat ini siswa diajar menggunakan buku paket lain.

“Sampai saat ini LKS itu belum sempat digunakan karena banyak buku yang lain,” paparnya.

Sementara itu, salah satu penyusun LKS, Sedyoko, menjelaskan hal itu bukan merupakan kesengajaan. Karena menurut pemahamannya kata boobs pada kalimat itu merujuk pada kata boob yang dalam Bahasa Indonesia berarti kesalahan yang bodoh.

“Kata itu sudah saya cek di kamus, dan saya kira merujuk pada padanan kata mistake yang berarti salah,” paparnya saat ditemui wartawan di SMP Negeri 1 Solo.

Sedyoko mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya padanan bahasa slang untuk kata boobs yang berarti payudara. Ia juga menambahkan dirinya mendapatkan materi gambar peringatan itu dari internet.

“Saya hanya merujuk pada kata resminya saja, kalau pun saya tahu ada bahasa slang untuk itu, pasti tidak saya gunakan, lagipula itu saya dapat dari internet,” jelasnya.

Mengenai hal itu, Sedyoko, selaku penulis pada bab itu menyatakan minta maaf jika ternyata soal yang disediakan multitafsir, sehingga menyebabkan perbedaan persepsi dalam mengartikannya.

“Saya meminta maaf karena tidak tahu mengenai hal itu,” jelasnya. Lebih lanjut dia mengatakan dirinya telah melakukan konfirmasi kepada orangtua siswa di atas.

Dengan adanya kasus seperti itu, Bayu berharap selanjutnya proses pengadaan buku ajar harus lebih selektif dan teliti agar kasus serupa tida terjadi lagi.

“Sebaiknya penyusun buku memilih kata-kata yang tidak menimbulkan perbedaan persepsi apalagi bisa menjurus ke pornografi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya