SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi elpiji kemasan tabung isi 3 kg (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Distribusi elpiji dilanda persoalan adanya tabung 3 kg yang ditolak agen.

Solopos.com, SOLO — Pangkalan dan agen diminta tidak menolak tabung elpiji 3 kg dari pangkalan. Perbedaan spesifikasi tinggi tabung kurang lebih 1 cm masih bisa ditoleransi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sementara masyarakat diharapkan melapor ke Pertamina atau Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya apabila tabung elpiji 3 kilogram (kg) ditolak oleh pangkalan atau agen.

Perwakilan pengurus Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, mengatakan berdasarkan laporan ada lebih dari 1.000 tabung yang ditolak dan dinyatakan tidak sesuai spesifikasi dari Pertamina.

Dia menduga masih banyak tabung yang ditolak karena belum dilaporkan, tidak hanya dari pangkalan atau agen tapi juga masyarakat.

Oleh karena itu, Hiswana Migas Soloraya pada Senin (7/9/2015) siang, mengadakan pertemuan dengan PT Pertamina dan pengelola Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) terkait penolakan tabung elpiji 3 kg.

Budi mengatakan kebanyakan tabung elpiji 3 kg yang ditolak sejak dua pekan lalu tersebut merupakan tabung elpiji yang dibuat oleh rekanan Pertamina.

“Berdasarkan penjelasan dari Pertamina untuk perbedaan tinggi tabung asalkan tidak lebih dari 1 cm masih bisa ditoleransi. Warna dan garis yang melingkar di tengah tabung berbeda itu lumrah karena mitra kerja Pertamina ada lima,” ungkap Budi saat ditemui wartawan disela-sela pertemuan di Kantor Hiswana Migas Soloraya, Senin.

Selain itu, dia mengatakan berat tabung kosong harus 4,8 kg-5,2 kg. Dia mengatakan selama ini belum ada temuan tabung palsu tapi baru sebatas dugaan.

Budi menyampaikan saat ini Pertamina masih melakukan uji coba tabung untuk mengetahui apakah ada tabung elpiji yang tidak sesuai dengan spesifikasi Pertamina.

Dia mengatakan mulai Selasa (8/9/2015) tabung yang selama ini ditolak dan tidak berbeda jauh dengan spesifikasi dari Pertamina akan diisi di SPBE. Oleh karena itu, apabila masih ada yang menolak tabung elpiji 3 kg diharapkan melapor ke Pertamina atau Hiswana Migas.

“Kondisi ini meresahkan masyarakat, pangkalan, dan agen. Apalagi kalau banyak tabung yang ditolak akan mengganggu proses distribusi elpiji dan menyebabkan kekurangan pasokan karena tabung yang digunakan berkurang,” jelasnya.

Budi mengatakan pada bulan ini ada penambahan alokasi elpiji 3 kg sebanyak 10% dari alokasi harian untuk Soloraya, kecuali Sragen. Menurut dia, Sragen mendapat tambahan alokasi 16% karena kenaikan konsumsi gas melon di Bumi Sukowati lebih tinggi jika dibandingkan daerah lain saat musim kemarau.

Tingginya penambahan konsumsi ini karena bahan bakar bersubsidi ini digunakan untuk mengairi sawah. Hiswana Migas hanya sebatas mengimbau kepada masyarakat miskin dan petani agar bijak menggunakan gas melon. Meski begitu, dia tidak ingin mengambil risiko dengan adanya kekurangan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya