SOLOPOS.COM - Ilustrasi: puncak Gunung Everest (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Seorang pendaki asal Malaysia panen hujatan dari warganet karena tak mau mengakui bantuan dari sherpa (pemandu) saat mendaki di Gunung Everest.

Padahal, pendaki Malaysia bernama Ravichandran itu nyaris mati sebelum diselamatkan sherpa dengan digendong turun selama enam jam.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Foto dan video penyelamatan itu viral di media sosial namun sempat tak diakui oleh Ravichandran.

Ravi menolak mengakui bahwa ia selamat karena bantuan dari sherpa bernama Gelje.

Ia langsung memblokir akun Instagram Gelje Sherpa saat dirinya diminta warganet untuk meminta maaf.

Bukan Gelje, Ravi kukuh bahwa yang menyelamatkannya dan membuatnya masih hidup adalah rekan yang baik di tim The 14th Peaks Expeditio Co dan Global Rescue.

Setelah terus didesak oleh warganet, Ravi akhirnya membatasi akun Instagramnya dan mengedit keterangan unggahannya.

Ia menuliskan bahwa Gelje adalah satu dari banyak orang yang membantunya turun dari ketinggian Gunung Everest.

Kronologi Penyelamatan

Awalnya, pada 18 Mei 2023 saat Gelje sedang memandu klien Tiongkoknya menuju puncak Everest, dia melihat pendaki Malaysia yang berada dalam kondisi terjepit dan menggigil kedinginan, lantaran suhu minus 30 derajat celcius.

“Kami tidak dapat membawa pendaki tersebut dengan menggunakan tandu, sehingga kami harus memikulnya,” ungkap Gelje.

Dia bercerita, dirinya harus menarik pendaki asal Malaysia sejauh 600 meter (1.900 kaki) dari area Balcony ke South Col yang memakan waktu sekitar enam jam.

South Col adalah sebuah lembah yang terletak di antara puncak Everest dan Lho La Pass di perbatasan Nepal-Tibet.

Lembah ini merupakan kamp tingkat tinggi yang sering digunakan oleh para pendaki saat melakukan pendakian ke puncak Everest.

Setelah Gelje cukup lama berjuang melakukan penyelamatan seorang diri, akhirnya seorang pemandu lain yang berada di South Col bernamaa Nima Tashi bergabung.

“Kami membungkus pendaki dengan tikar tidur. Di sana kami mulai dari menarik hingga memikul bahkan menggendong pendaki tersebut untuk memindahkannya ke kamp III,” kata salah satu sherpa dilansir dari Youtube Reuters, dikutip, Selasa (6/6/2023).

Meski sempat mengalami kesulitan, akhirnya sebuah helikopter melintas dengan membawa tali panjang guna mengangkat sang pendaki yang kritis ini dari kamp III menuju ke kamp dasar.

Bagi kedua pemandu pendaki asal Nepal tersebut, menyelamatkan nyawa pendaki lebih penting daripada mencapai puncak.

Hal itu yang membuat Gelje meyakinkan kliennya asal Tiongkok untuk menghentikan pendakiannya ke puncak dan memilih fokus pada penyelamatan pendaki Malaysia yang membutuhkan bantuan.

“Uang dapat diperoleh kapan saja tetapi nyawa seseorang tidak dapat dikembalikan,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Pendaki Malaysia Tak Mau Akui Bantuan Sherpa Everest, Padahal Diselamatkan dari Kematian”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya