SOLOPOS.COM - Logo facebook (www.underconsideration.com)

Surat terbuka mahasiswi Aceh berbuntut panjang. Dosen Unimal yang merasa disebut primitif dalam surat di Facebook itu, sakit hati.

Solopos.com, BANDA ACEH — Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Dwi Fitri, melaporkan mahasiswinya Nanda Feriani karena membuat surat terbuka di media sosial. Meski surat itu tak menyebut namanya, ia mengaku tersinggung dengan tulisan Nanda itu dan menuduhnya melakukan pencemaran nama baik.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Surat terbuka Nanda yang diunggah ke akun Facebook menuai banyak komentar dan menjadi viral. Dwi Fitri tak terima dan melaporkan anak didiknya itu ke polisi pada 6 Oktober 2016.

“Bagaimana saya tidak berang, dia membuat surat terbuka itu ditujukan kepada ibu lulusan Jerman. Dan di Unimal hanya dua dosen yang lulusan Jerman. Selain saya, ada dosen laki-laki satu lagi,” kata Dwi Fitri saat dihubungi Okezone, Jumat (21/10/2016).

Sebelumnya, pada 27 September 2016 lalu, Nanda menuliskan surat terbuka yang diunggah di Facebook berjudul Sepucuk Surat untuk Ibu Lulusan Jerman. Surat itu dibuat lantaran kecewa karena dirinya gagal mengikuti yudisium di kampusnya.

Dalam suratnya, ia menuding dosen alumnus Jerman ada di balik kegagalannya yudisium. Meski tidak menyebutkan siapa nama “Ibu lulusan Jerman” itu, Dwi Fitri mengklaim kalau tulisan tersebut jelas ditujukan untuk dirinya. Bahkan kata Dwi, proses hukum yang dijalani Nanda saat ini tidak ada sangkut pautnya dengan Unimal.

“Saya heran kenapa Nanda mengulang lagi kata-kata yudisium itu. Padahal tidak ada sangkut pautnya dengan kampus. Ini ranah pribadi. Dia kan sudah yudisium 28 September, nah saya lapor pada 6 Oktober. Ini kan sudah ranah pribadi,” paparnya. Baca juga: Mahasiswi Aceh Dipolisikan karena Kritik Dosen di Facebook.

Dwi Fitri mengaku sakit hati dengan kata-kata yang dilontarkan Nanda dalam surat terbuka yang kini sudah dihapus di akun itu. Sejumlah kalimat yang membuat Dwi berang seperti mempertanyakan kualitas moral dirinya, dan kata-kata primitif yang membuat dosen tersebut kecewa berat.

Nanda dan Dwi sempat dimediasi dengan fasilitas pihak fakultas, namun tak ada hasil. Bahkan dari keterangan Nanda sendiri, dirinya pernah membuat sepucuk surat yang dibumbui dengan setangkai bunga mawar. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Dwi menuntut Nanda meminta maaf selama berapa hari di media massa. Namun, permintaan itu urung dilakukan lantaran Nanda mengaku tidak memiliki biaya pemasangan iklan.

Saat ini Polres Lhokseumawe masih melakukan pemeriksaan terhadap laporan tersebut. Nanda menyebut jika pada pemeriksaan pertama dia ditetapkan sebagai saksi, bukan tidak mungkin pemanggilan selanjutnya ia akan menjadi tersangka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya