SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Ditjen Postel siap membekukan sertifikasi impor Research in Motion (RIM) jika hingga batas waktu 16 Juli 2009 tidak membuka layanan purnajual di Indonesia.

“Jika pembukaan layanan purnajual tidak terealisasi maka sertifikasi A akan dibekukan 15 hari kerja setelah surat pembekuan dikeluarkan,” kata Kepala Pusat Informasi Depkominfo, Gatot S Dewo Broto, di Jakarta, Sabtu (11/7).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

RIM adalah prinsipal perangkat BlackBerry yang menjual produknya secara eksklusif kepada mitra lokal yakni PT Telkomsel, PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), PT Indosat Tbk, dan PT Natrindo Telepon Seluler (Axis).

Pada 1 Juli lalu Postel mengeluarkan surat yang mengultimatum RIM agar paling lambat 16 Juli sudah membangun cabang di Indonesia.

Namun, RIM melalui sejumlah media masa menyatakan baru akan membuka layanan purnajual pada 28 Agustus 2008.

“Jika benar kabar beredar bahwa RIM membuka cabang purnajual pada 26 Agustus mendatang, maka untuk periode 17 Juli hingga 26 Agustus sertifikasi A untuk varian lama BlackBerry dan baru dibekukan,” tegas Gatot.

Dengan demikian selama periode itu BlackBerry tidak boleh masuk ke Indonesia baik yang sudah dipesan sebelumnya.

“Tidak boleh sama sekali. Kami tidak akan main-main. Koordinasi segera dilakukan dengan departemen terkait,” kata Gatot.

Ia menyesalkan, sikap RIM yang lebih memilih berbicara kepada media ketimbang langsung kepada regulator tentang jadwal pembukaan purnajualnya.

“Ketika pertemuan terakhir tidak ada bicara tanggal pembukaan walaupun sudah didesak,” tegasnya.

Gatot menyatakan, pihaknya juga akan memeriksa format layanan purnajual tersebut yang disesuaikan dengan Peraturan  Menteri No. 29/2008, bahwa purnajual harus independen dan tidak berafiliasi dengan operator.

“Jika hanya sekadar ‘representative office’ atau memperbesar yang ada di operator eksisting, bukan itu yang diminta regulator,” katanya.

BlackBerry hadir di Indonesia sejak akhir 2004 lalu yang diawali kemitraan ekslusif dengan operator Indosat.

Dari tiga operator yang lebih dulu memasarkan ponsel cerdas tersebut Indosat, XL dan Telkomsel, tercatat yang sudah menjadi pelanggan akses internet ritel BlackBerry mencapai 300 ribu nomor.

Namun dari jumlah itu hanya sekitar 20 persen handset yang dibeli dari mitra operator, selebihnya atau 80 persen dari importir paralel yang kemudian dituding sebagai BlackBerry ilegal alias “black market” (BM).

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya