Solopos.com, SOLO — Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun mulai 1825 hingga 1830. Perang menelan korban sebanyak 200.000an jiwa penduduk Jawa. Sedangkan pasukan Belanda yang menjadi korban perang besar ini mencapai 8.000an jiwa. Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro mencapai puncaknya pada 1830.
Pasukan Diponegoro mengalami kekalahan. Terlebih sejumlah orang dekat pangeran seperti pamannya, Pangeran Ngabehi dan dua puteranya tewas secara mengenaskan di Pegunungan Kelir. Pada 21 Februari 1830 atau empat hari menjelang bulan puasa tiba, Pangeran Diponegoro tiba di Menoreh, Bagelen (kini Purworejo) guna mengadakan perundingan dengan perwakilan gubernur Jenderal sekaligus pejabat militer Henrik Marus Baron de Kock.