SOLOPOS.COM - Petugas Imigrasi RI dan diplomat Nigeria melakukan mediasi, Sabtu (8/8/2021). (Foto: Dok istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Dubes RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap, memberi klarifikasi kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Nigeria mengenai insiden petugas Imigrasi RI dengan diplomat Nigeria yang berteriak I can’t breathe (aku tak bisa bernapas).

Pertemuan itu berlangsung di kantor Kemlu Nigeria.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Dubes RI di Nigeria telah memberikan penjelasan ke Menlu Nigeria atas kejadian tersebut,” kata Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah kepada wartawan, Selasa (10/8/2021) malam.

Tak Lazim

Faizasyah tidak menjelaskan lebih lanjut isi pertemuan itu. Namun, pertemuan itu berlangsung di Kementerian Luar Negeri Nigeria.

“(Pertemuan) di Kemlu Nigeria, tidak lazimlah Menlu ke KBRI,” jelasnya.

Dalam video viral, tampak seorang pria sedang dipegangi sejumlah orang yang berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Tangan dan kepala pria itu dipegangi tiga orang.

Baca Juga: Mau Bantuan Modal Usaha Rp 2 Miliar? Siap-siap Diplomat Success Challenge 12 Bakal Digelar! 

Pria itu berteriak-teriak seolah kesakitan. Dia juga tampak berupaya mereplikasi tragedi George Floyd di AS dengan berteriak “I can’t breathe!” saat kepalanya dipegangi.

Meski mengatakan tak bisa bernapas, dia bisa berteriak lantang. Ketiga pria yang memegangi pria itu tampak kewalahan.

Belakangan diketahui pria yang dipegangi adalah seorang diplomat Nigeria. Namun ternyata, menurut pihak Imigrasi Indonesia, si pria tak kooperatif saat diperiksa.

Penjelasan Imigrasi

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI DKI Jakarta, Ibnu Chuldun, mengklarifikasi video viral tudingan kekerasan yang dilakukan petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan terhadap seorang diplomat warga Nigeria pada Sabtu (7/8) yang viral di media sosial.

Menurut Ibnu, justru diplomat asal Nigeria tersebut yang bertindak arogan dan lebih dulu memukul petugas Imigrasi.

“Justru WNA asal Nigeria itu yang melakukan pemukulan terhadap petugas kami saat dalam perjalanan ke kantor Imigrasi. Yang bersangkutan dibawa ke kantor karena bersikap tidak kooperatif dengan menghardik petugas yang melakukan pemeriksaan dokumen dan malah menantang untuk ditahan,” ujar Ibnu dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: Kantor Imigrasi Solo Bagikan Sembako Untuk Warga Terdampak PPKM 

“Akibat pemukulan tersebut, salah satu petugas kami mengalami luka bengkak dan berdarah pada bagian bibir sebelah kiri dan ini bisa dibuktikan dari hasil visum yang dilakukan atas petugas kami. Setelah pemukulan itu, petugas kami lantas memegangi WNA tersebut. Jadi, yang terlihat di video itu justru petugas kami berusaha mencegah WNA asal Nigeria itu kembali melakukan kekerasan atau hal yang tidak diinginkan,” kata Ibnu.

Jernihkan Tudingan

Ibnu berharap klarifikasi yang disampaikan pihaknya ini bisa menjernihkan berbagai tudingan liar terhadap peristiwa yang terjadi Sabtu (8/8/2021) lalu itu.

Ia juga menyebut permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan setelah Duta Besar Nigeria Ari Usman Ogah mendatangi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan pada petang harinya dengan disertai petugas kepolisian Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya.

“Setelah proses mediasi dan mendengarkan kronologi kejadian dari kedua belah pihak akhirnya petang itu juga petugas dan WNA tersebut sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan. Kedua pihak mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan sepakat berdamai disaksikan oleh Pimpinan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan Duta Besar Nigeria,” ujar Ibnu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya