SOLOPOS.COM - Ayam cemani (indonesia.go.id/Fauna Indonesia)

Solopos.com, SOLO -- Ayam cemani atau ayam kedu yang memiliki nama latin Gallus gallus domesticus ini tergolong unik karena tubuhnya berwana hitam termasuk mata, tulang, sampai kuku.

Begitu pula daging, jengger bahkan lidahnya. Tak main-main, harga ayam ini bisa menembus belasan juta rupiah karena kerap dipakai dalam berbagai ritual upacara mencegah santet sampai pesugihan.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Sesuai namanya, ayam ini bisa ditemui di Kedu, Temanggung. Bisa juga di Desa Kalikuto, Grabag, Magelang. Konon, ayam cemani ini merupakan persilangan ayam hutan hijau dan ayam kampung biasa yang mengalami mutasi gen. Kini setidaknya ada empat tipe ayam cemani.

Pertama, ayam kedu hitam yang seluruh tubuh hitam tapi jengger dan kloaka (posterior) berwarna kemerahan. Kedua, ayam cemani yaitu seluruh bagian tubuhnya memang hitam legam termasuk mata, kuku, posterior, dan jengger.

Ogah Sentuh Narkoba, Didi Kempot Pilih Ciu

Ketiga, ayam kedu putih yaitu seperti ayam kampung tapi warna bulunya putih. Terakhir, ayam kedu merah yaitu berbulu hitam namun berjengger merah.

Sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, beberapa waktu lalu, konon ayam ini kali pertama dikembangkan Ki Ageng Mangkuhan pada masa Majapahit.

Kala itu, Ki Ageng membudidayakan ayam ini karena dianggap manjur sebagai obat daya tahan tubuh dan sebagai pelengkap ritual. Kemudian dengan seluruh keunikan yang dimilikinya, ayam cemani sering digunakan dalam berbagai ritual dan upacara adat, misalnya upacara pembuatan candi.

Dijuluki Sekolah Artis, Ini Deretan Alumni SMA 7 Solo Yang Jadi Artis

Kisah ini turun temurun di kalangan masyarakat sehingga ayam cemani punya tiga fungsi mistis yaitu cemani widitra, cemani warastratama, dan cemani kaikayi yaitu untuk penolak bala, sihir, sampai untuk upacara adat.

Ayam ini kerap dicari saat musin pernikahan atau khitan. Namun, pada hari-hari biasa, ayam cemani akan dicari orang dari berbagai daerah mulai Wonosobo, Semarang, Yogyakarta dan sebagian Jatim.

Pelengkap Ritual

Mereka mencari ayam kedu ini untuk pelengkap ritual. Ada yang dipakai untuk upacara menghindari santet, sampai agar dagangan laris atau jualan mereka sukses.

Ayam ini bisa dibilang cukup sulit ditemukan di pasaran meski tidak bisa dikatakan langka. Dalam beberapa dekade terakhir, ayam cemani berhasil dibudidayakan.

Kini sepasang anakan ayam kedu harganya mencapai Rp500.000-Rp750.000. untuk sepasang indukan ayam kedu harganya Rp1 juta sampai belasan juta rupiah.

Harga ini tidak terlalu mahal dibanding pada 1997 sampai 2010 saat harga indukan mencapai Rp25 juta-Rp40 juta. Telurnya pun sampai dihargai Rp100.000/butir.

Rantai Derek Bus Sinar Jaya Putus Di Tol Semarang-Solo, 2 Nyawa Melayang

Harga ayam kedu yang tergolong tinggi itu tidak mengurangi permintaan karena sangat diminati pasar. Harga ayam ini cenderung mengikuti ketersediaan populasi cemani di masyakarakat.

Pada akhir 1985 jumlah ayam kedu di Temanggung dan Magelang berkisar antara 8.500 ekor. Saat 1997-2009, populasinya melorot dan hanya berkisar 2.000 ekor.

Sejak 2010 sampai sekarang popolasi cenderung normal yaitu berkisar antara 8.000 ekor. Ada sekitar 130 usaha rumahan milik penduduk Kedu dan Kalikuto mengembangbiakkan ayam ini sehingga populasinya kembali meningkat seperti 1985.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya