SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Yogyakarta – Ajaran ESQ milik Ari Ginanajar dituduh sesat oleh Mufti Malaysia. Tapi menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, sejuah sepengetahuannya tidak yang hal yang menyesatkan dengan ESQ itu.

“Saya melihat dari apa-apa yang secara teroritis dari buku-buku pelaksanaan ESQ milik Pak Ari, tidak ada yang menyimpang,” kata Din yang ditemui di sela-sela penutupan Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jl Ringroad Barat, Taman Tirto, Bantul Yogyakarta, Kamis (8/7).

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Din mengaku belum mengetahui persis bagaimana konotasi sesat yang dinilai oleh para mufti tersebut. Yang jelas, menurut Din, ESQ itu hanyalah metode pelatihan motivasi yang berberbasis agama.

“Saya belum baca dan belum tahu persis tanggapan dari Mufti malaysia yang mengatakan itu. Tapi yang saya tahu ESQ itukan hanya sistem metode pelatihan dan motivasi saja, cuma berbasis agama,” ujar dia.

Lebih lanjut Din menceritakan, bahwa dia juga memunyai hubungan yang cukupa baik dengan Ari Ginanjar sebab Ari Ginanjar adalah salah satu anak didik tokoh Muhammadiyah Habib Adnan Jabali. Dan dari perkenalan itu pulalah, pria yang baru saja terpilih kembali menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, tidak merasa ada yang keliru.

“Kebetulan saya dekat dengan Pak Ari Ginanjar, meskipun tidak pernah ikut (ESQ) tapi saya hanya pernah membuka kegiatan itu. Dan kalau boleh saya memberikan pandangan, kalau ada Mufiti yang mengatakan bahwa ESQ itu semacam aliran sesat saya kurang sependapat,” ujarnya.

Pria kelahiran Sumbawa ini menjelaskan, sepemahamannya ESQ adalah metode pengembangan kepribadian yang sangat terbuka, artinya tidak hanya dari umat muslim saja, non muslim juga bisa mengikuti kegiatan itu. Dan menurut informasi yang pernah sampai kepadanya, ESQ ini cukup mendapat sambutan positif dari teman-teman nonmuslim yang mengikutinya.

“Oh, iya, sistemnya terbuka karena sifatnya pengembangan kepribadian, hanya saja yang melakukannya adalah kawan-kawan yang mengetahui agama Islam dan berbasis Islam. Bahkan saya mendapat pesan, bahwa justru yang non muslim merasa bermanfaat bisa memahami Islam karena merupakan agama yang penuh rahmat,” pungkas dia.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya