SOLOPOS.COM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin (tengah) didampingi Bupati Karanganyar, Juliyatmono (kiri) dan Ketua PDM Muhammadiyah Karanganyar, Muh. Samsuri (kanan), Kamis (27/8/2015) malam. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Tuduhan bahkan laporan Gerakan Anti Radikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) terhadap Muhammad Sirajuddin Syamsuddin memicu reaksi berbagai pihak. Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) DPR menyayangkan tuduhan terhadap mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai seorang yang radikal.

Ketua FPAN DPR Saleh Partaonan Daulay menilai makna radikal itu sendiri sebetulnya belum dipahami secara utuh oleh mereka yang melabeli itu. Menurutnya, istilah radikal tidak selamanya buruk, tetapi ketika diaporkan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) maknanya menjadi jelek dan buruk.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

"Kami tentu merasa bahwa tuduhan itu menyakiti salah seorang tokoh besar Indonesia yang selama ini dikenal sebagai orang yang memberikan keteduhan, dan membangun dialog lintas agama, lintas peradaban, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional, ujarnya kepada wartawan, Minggu (14/2/2021).

Baca Juga: Sadis! Pria di Ogan Ilir Bacok 3 Orang di Jalanan...

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatra Utara II ini pun mengakui bahwa Din Syamsuddin itu selalu menggelar dialog antarkepercayaan, dialog antaragama, serta dialog antarperadaban. Din pun, sebut dia, ikut di dalam organisasi-organisasi lintas kepercayaan tak hanya di tingkat nasional, melainkan juga hingga ke dunia internasional.

Bahkan, tambah Saleh, beliau juga pernah bicara di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), terkait dengan bagaimana Indonesia bisa membangun hubungan yang sangat harmonis, kemudian meningkatkan kohesivitas sosial yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

Disarabkan Tengok Youtube

Kepada alumni ITB yang sebagian besar tercatat sepuh itu disarankan menengok Youtube. “Semua orang bisa mendengar ceramah beliau di PBB, itu ada di Youtube, silakan saja, masih terekam dengan bagus," katanya.

Saleh pun secara pribadi menganggap dekat dengan Din Syamsuddin yang merupakan seniornya di Muhamamdiyah, di Pemuda Muhammadiyah, dan bahkan dosennya di UIN Syarif Hidayatullah. “Karena itu, saya paham betul bagaimana pemikiran dan gerakan Pak Din Syamsuddin,” tambahnya.

Baca Juga: Akhirnya, Dayana Jadi Trending Topic Twitter Juga

Bila misalnya beliau mungkin menyampaikan satu atau dua kritik kepada pemerintah, menurut Saleh, itu dalam konteks membangun Indonesia. Hal itu, jelasnya, harus ada di negara demokrasi.

"Saya pastikan Pak Din Syamsuddin tidak ada niat sedikit pun berniat buruk, berniat jahat dan membenci dalam kritiknya itu. Hal itu harus dimaknai sebagai tugas beliau sebagai seorang profesor, tugas beliau sebagai tokoh umat, tokoh bangsa dan juga sebagai warga negara," katanya.

Apalagi, Saleh mengatakan bahwa Presiden Jokowi juga sudah menyatakan terbuka untuk dikritik. "Kenapa kok ada sekelompok kecil orang di ITB yang mengatakan seperti itu?" tanya Saleh.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya