SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA — Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui saat bekerja sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, kadang dia harus memilih antara mendukung kebijakan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) atau kehendak Gerindra. Hal ini terjadi saat dia dan Jokowi mengetok kebijakan-kebijakan yang tak populer.

“Kenapa busway steril sekarang, padahal bus belum datang. Partai bilang, apa nggak bisa nanti habis Pemilu baru kamu [Ahok] keluarkan kebijakan enggak populer,” ujar Ahok dalam acara Rembug Provinsi 2013 bertema Bersama Membangun Jakarta Baru di Hotel Lumire, Jl. Senen Raya, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2013).

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Ahok menjelaskan jika sterilisasi busway tak segera dilakukan, tahun depan Jakarta terancam macet total. Menurutnya, jika busway steril, maka Kopaja akan bersedia menambah armada dan trayeknya.

Ahok bercerita bahwa kadang partainya marah kepadanya. Sebab, kebijakan tak populer akan tidak menguntungkan partainya untuk pemilu 2014 nanti. Ahok menegaskan dirinya lebih memilih mendukung kebijakan Jokowi ketika ada perbedaan pendapat antara kebijakan Jokowi dan kepentingan partai.

“Karena ini soal sumpah jabatan, janji saya saat kampanye membuat Pak Jokowi berhasil menjadi Gubernur Jakarta,” katanya. “Pak Gubernur dan saya bilang, kalau partai mau pecat, silakan. Kami ingin mendidik orang Jakarta yang konyol seperti ini,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya