Polemik RSIS belum berakhir.
Solopos.com, SUKOHARJO — Gara-gara ricuh antara kubu Yayasan Wakaf Rumah Sakit Islam Surakarta (YWRSIS) dengan kubu Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (Yarsis) pelayanan masyarakat di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (5/1/2016), layanan RSIS dihentikan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. [Kubu Yarsis Geruduk RSIS]
Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
Layanan RSIS ditutup sejak kira-kira pukul 09.30 WIB. Akibat ricuh kemarin pelayanan umum RSIS kepada masyarakat juga dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan. [Karyawan Wanita Berteriak Histeris]
“Karena situasi belum kondusif pelayanan RSIS untuk sementara ditutup. Kami belum tahu kapan akan dibuka kembali,” tegas Direktur Pelayanan Umum RSIS, Surya Darmawan Surya ketika dihubungi melalui telepon selulernya Kamis sore.
Sementara itu Ketua Pengawas Yarsis, M. As’ad mengatakan pihaknya terpaksa akan mengambil alih RSIS dari kubu YWRSIS karena mengklaim telah memenangkan sengketa ini di tingkat pengadilan. Karena itu dia bersama sejumlah anggotanya ingin masuk.
“Kami ingin mendapat perhatian dari Polda Jateng, karena mereka tidak segera ditangkap. Padahal sudah P21, oleh sebab itu kawan-kawan ini mau masuk menguasai ruangan-ruangan di dalam,” kata As’ad.
Namun karena pihaknya dihalang-halangi kubu YWRSIS, pihaknya menggembok sejumlah pintu masuk ke beberapa ruangan di RSIS. Langkah tersebut dilakukan karena pihaknya merasa sudah mempunyai dasar kuat.
Seharusnya sesuai putusan pengadilan, ujar dia, pihak YWRSIS harus meninggalkan rumah sakit sejak Mei 2016. Namun nyatanya sampai kemarin YWRSIS dinilai masih bercokol di rumah sakit tersebut. “Ini kalau negara tidak bisa mengambil alih, nanti kami yang akan mengambil alih,” tegas dia.