SOLOPOS.COM - Pameran tradisional hadir di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Rabu (12/7/2023) siang. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Beragam pangan lokal dengan kemasan tradisional hadir di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Rabu (12/7/2023) siang.

Beragam produk olahan makanan tradisional dihadirkan dalam pameran produk pangan lokal dengan memanfaatkan kemasan tradisional. Kegiatan yang digelar oleh Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan ini mengusung tema “Traditional Food and Ready to Eat Packaging”.

Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan yang berasal dari Sabang sampai Merauke ini memamerkan makanan dan minuman lokal mereka. Makanan yang dipamerkan tersebut dikemas menggunakan kemasan yang unik dan apik dari daun pisang.

Adapun jenis kemasan tradisional yang digunakan berupa sudi, tum, pasung, pincuk dan tempelang. Dalam pameran ini disajikan dua puluh satu menu produk makanan tradisional seperti jajanan pasar dan masakan tradisional. Kedua puluh satu menu tersebut antara lain getuk, clorot, tempe, lemet, tape, dan lupis, bubur sumsum, botok, tape, dadar gulung, pepes dan lainnya.

Pulung Nugroho, S.TP., M.Si., dosen FKIK dalam rilis yang dikirimkan mengungkapkan kegiatan ini merupakan inisiasi dari mata kuliah Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan.

Lebih lanjut disampaikannya, pameran ini merupakan program kegiatan membuat makanan yang sehat dan aman, selaras dengan tagline Prodi Teknologi Pangan yaitu “Food technology and Health”.

“Mengedepankan keamanan pangan, mahasiswa dituntut untuk menciptakan makanan yang sehat, dengan memanfaatkan teknologi baik secara konvensional maupun modern,” ungkap dosen yang juga koordinator mata kuliah Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan tersebut.

Pulung Nugroho menambahkan produk inovasi pangan ini tetap mengedepankan keamanan pangan, kesehatan, dan tetap menggunakan produk-produk dari bahan lokal.

“Adapun produk yang dihasilkan dalam bentuk ready to eat dan ready to drink antara lain susu kedelai, bajigur, bir pletok, sekoteng, kopi jahe, bandrek, wedang uwuh, wedang ronde, dan wedang pekak,” tuturnya.

Tidak hanya itu, dijelaskannya juga produk-produk siap saji dan siap konsumsi tersebut dapat memenuhi asupan nutrisi untuk menunjang kegiatan sehari-hari.

Produk makanan tradisional ini memudahkan para pelajar, pekerja, bahkan olahragawan dalam menyiapkan makanan dan minuman yang mereka butuhkan dalam waktu yang singkat.

makanan tradisional
Pameran tradisional hadir di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Rabu (12/7/2023) siang. (Istimewa)

Jadi Green Campus

Dekan FKIK Ir. Ferry F. Karwur., M.Sc., Ph.D., menyampaikan pameran makanan dengan kemasan tradisional ini mendukung UKSW menjadi green campus. Di samping itu juga mendukung Kota Salatiga yang sedang mengajukan diri menjadi kota wisata gastronomi.

Ferry F. Karwur menerangkan wisata gastronomi tidak hanya menyediakan produk makanan, tetapi juga proses pengolahan, pengemasan, dan penyajian, sekaligus dengan nilai atau filosofi dari makanan.

“Mahasiswa yang menyajikan makanan ini juga menjelaskan cerita mulai dari produk diolah hingga tersaji di meja makan, sekaligus nilai-nilai yang ada didalamnya baik dari sisi filosofi dan gizinya,” pungkasnya

Kekhasan dari produk makanan tradisional tersebut menarik perhatian pengunjung. Tidak hanya pengunjung dari sivitas akademika FKIK saja, melainkan hadir juga mahasiswa master dan doktor dari Czech University of Life Sciences Prague ikut mencicipi makanan dan minuman tersebut.

Selain itu, mereka yang sebagian besar dari Eropa Timur ini juga tertarik dengan produk rempah-rempah yang dipamerkan. Gayung bersambut, Ferry F. Karwur memberikan arahan untuk mengadakan kursus bersama dalam mengolah rempah menjadi jamu yang akan dilakukan bersama mahasiswa Teknologi Pangan.

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman internasional pada mahasiswa sekaligus memperkenalkan produk asli Indonesia pada dunia,” imbuhnya.

Ferry F. Karwur menegaskan melalui pameran ini memberikan edukasi kepada pengunjung terkait kemasan makanan dari bahan alam. Harapannya dapat berkontribusi mengurangi limbah nonorganik seperti plastik dan styrofoam.

Rekomendasi
Berita Lainnya