SOLOPOS.COM - NOBEL FISIKA -- Brian Schmidt, ilmuwan astronomi asal Australia yang menjadi salah satu pemenang Anugerah Nobel bidang Fisika 2011, dipotret sebelum jumpa pers, Rabu (5/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

NOBEL FISIKA -- Brian Schmidt, ilmuwan astronomi asal Australia yang menjadi salah satu pemenang Anugerah Nobel bidang Fisika 2011, dipotret sebelum jumpa pers, Rabu (5/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Canberra (Solopos.com) – Telepon dari orang yang memberitahukan kabar gembira ternyata tak selalu ditanggapi dengan baik. Hal ini dilakukan ilmuwan Australia, Brian Schmidt, saat menerima kabar bahwa dirinya terpilih menerima anugerah bergengsi Nobel untuk bidang fisika.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Berbicara dalam sebuah konferensi pers menanggapi prestasinya itu, Rabu (5/10/2011), Schmidt mengaku dirinya sempat mengira telepon yang diterimanya di tengah malam itu hanya guyonan para mahasiswanya yang iseng. “Saya pikir, ‘Gila, mereka makin pintar saja menirukan aksen asing,” ujarnya mengisahkan pengalamannya ditelepon seorang staf panitia Nobel yang berbicara dalam bahasa Inggris beraksen Swedia yang kental. “Yah, ini pengalaman yang menarik,” imbuhnya.

Schmidt, 44, dan dua ilmuwan AS, Adam Riess dan Saul Perlmutter, terpilih menerima Anugerah Nobel atas karya mereka yang meneliti proses ledakan bintang atau Supernova. Hasil penelitian mereka itu menurut para ahli telah mengubah pandangan yang selama ini ada mengenai proses perkembangan alam semesta.

Schmidt sendiri lahir di AS dan meraih gelar doktor dari Universitas Harvard tahun 1993. Dia boyongan ke Canberra, Australia, tahun 1995 bersama istrinya yang warga Australia, lantas berganti kewarganegaraan mengikuti sang istri.

Menanggapi anugerah yang diberikan kepadanya itu, Schmidt mengaku sangat kaget. “Rasanya seperti saat anak pertama saya lahir. Lutut saya lemas dan rasanya sedikit … sedikit … sulit digambarkan, rasanya sama sekali enggak bisa ngomong,” katanya.

Schmidt dan Reiss yang sehari-hari aktif di Observatorium Mount Stromlo milik Universitas Nasional Australia di dekat Canberra, bersama Perlmutter menemukan bahwa alam semesta sebenarnya berkembang dalam kecepatan yang makin tinggi. Temuan ini adalah buah dari penelitian selama lebih dari 10 tahun atas fenomena ledakan bintang.

bas/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya