SOLOPOS.COM - CCTV di dalam kelas memungkinkan orang tua murid melihat aktivitas anaknya (Shanghaiist)

Sang ayah diberi kata kunci untuk mengakses kamera CCTV yang dipasang di kelas anaknya.

Solopos.com, LIAONING – Kebijakan pengelola sekolah dasar (SD) di Provinsi Liaoning, Tiongkok memasang kamera CCTV di semua kelas menjadi kontroversi. Setiap orang tua murid diberi password untuk mengakses kamera di kelas anak-anaknya.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Dilansir Shanghaiist, Kamis (5/10/2017), kabar sekolah di Provinsi Liaoning memasang CCTV di tiap kelas viral di media sosial (medsos) Weibo. Seorang ayah yang anaknya menimba ilmu di sekolah yang tak disebutkan namanya itu tiba-tiba meminta uang iuran sebesar 100 yuan atau sekitar Rp203.000-an. Sebagai gantinya sang ayah mendapat password dan user name.

Pekan lalu putraku meminta uang iuran untuk sekolah sebesar 100 yuan. Sebagai gantinya saya diberi password log in. Hari ini saya mengunduh aplikasinya, kini saya bisa log in untuk melihat kamera CCTV di kelas anakku,tulis pria tersebut di Weibo, 25 September 2017.

Pria yang mengunggah cerita di Weibo itu sebenarnya tidak mendukung kebijakan ini. Menurutnya pengawasan dengan CCTV sangat berlebihan dan menakutkan. Menurut keterangan sang anak, ayahnya merupakan orang terakhir yang membayar iuran CCTV. Sebagian besar orang tua murid di sekolah tersebut setuju dengan kebijakan kamera CCTV.

Kebijakan sekolah dengan memasang CCTV di dalam kelas bukanlah hal baru di Tiongkok. Diungkap New York Times bulan April 2017, ada ribuan sekolah baik negeri atau swasta, dari taman kanak-kanak hingga kuliah, semua berlomba-lomba memasang CCTV di kelas.

Berbeda dengan yang terjadi di Provinsi Liaoning, sekolah dan kampus ini menayangkan aktivitas di kelas secara online. Oleh karena itu, tak hanya orang tua atau kerabat, netizen umum bisa melihat dan berkomentar saat melihat live streaming CCTV di dalam kelas.

Pengelola sekolah menganggap kebijakan ini sebagai cara untuk mengembangkan rasa percaya diri para murid dan sebagai cara bersama untuk mengawasi murid-mudir yang nakal. Di sisi lain, kebijakan ini juga menimbulkan kontroversi.

Saya membencinya. Kami merasa seperti binatang di kebun binatang,” ucap Ding Yue, murid SMA di salah satu sekolah favorit di Provinsi Henan.

Kebijakan tersebut juga membuat peneliti dari 21st Century Education Research Institute, Xiong Bingqi, angkat bicara. Menurutnya CCTV di dalam kelas akan mengubah kebijakan sekolah secara pelan namun pasti. “Kamera yang online setiap saat akan menggiring kebijakan sekolah. Penonton yang bisa berasal dari manapun akan menciptakan opini yang mempengaruhi kebijakan sekolah,” ucap Xiong.

Sebuah kritikan tentang kebijakan tersebut sampai dimuat di The Beijing News. Setelah itu beberapa sekolah ada yang menghentikan kebijakan streaming kegiatan para murid. Meski demikian masih lebih banyak sekolah yang tetap memberlakukan kebijakan tersebut.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya