SOLOPOS.COM - Tari Pasambahan digelar Dharma Wanita Persatuan ISI Surakarta memperingati Hari Ibu. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Puncak Peringatan Hari Ibu 2022 Dharma Wanita Persatuan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dibuka dengan sajian Tari Pasambahan dari Ranah Minang oleh Ibu-ibu Dharma Wanita Karawitan dan Etnomusikologi yang didukung oleh alumni mahasiswa tari ISI Surakarta.

Biasanya tari ini yang ditampilkan untuk menyambut tamu tamu undangan yang terhormat sebagai wujud rasa hormat terhadap tamu yang datang.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Tari Pasambahan mencerminkan putiah kapeh dapek diliek, putiah hati bakaadaan yang artinya bahwa Tari Pasambahan diciptakan untuk menyambut dan menghormati tamu, dengan rasa ikhlas dan tangan terbuka, seperti putihnya kapas.

Juga persembahan Bale Ganjur Sekar Putri oleh Ibu-ibu Dharma Wanita yang digelar di Pendopo G.P.H. Joyokusuma, Jumat (24/12/2022).

Sebelumnya, rangkaian dari acara peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan ISI Surakarta diwarnai dengan berbagai lomba, Senam Sehat, Senam Maumere antarunit dan lomba Rias Wajah yang melibatkan Bapak-bapak sebagai peserta, dilaksanakan di Lapangan Rektorat ISI Surakarta.

Kemeriahan, kekompakan dan kebahagian jelas terlihat dari antusiasme para peserta dalam mengikuti berbahai lomba yang didukung sepenuhnya oleh para supporter dengan yel-yel dengan semangat sportifitasnya.

Ketua Dharma Wanita ISI Surakarta Rachdawaty Barus menyampaikan setelah pandemi Covid-19, dunia berubah drastis.

“Memasuki era digital kita sebagai ibu harus siap menghadapi dunia baru ini. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat tantangan yang dihadapi orangtua, terutama para ibu, dalam mendidik anak-anaknya pun meningkat,” ujar dia dalam sambutannya

Di era serba digital, orang tua dituntut tidak ketinggalan zaman. Mereka harus selangkah lebih maju ketimbang anak-anak sehingga mampu mengarahkan dan membimbing.

Tidak itu saja, imbuh dia, perkembangan teknologi informasi telah mengubah pola komunikasi di dalam keluarga, terlebih lagi pada anak anak generasi milenial yang hidup dan tumbuh dengan dunia digital.

“Kondisi ini menjadi tantangan sendiri sehingga pola asuh dan bimbing tidak bisa seperti era-era sebelumnya. Harus disadari peran orang tua, terutama kaum ibu, sangat signifikan dalam mempersiapkan masa depan generasi penerus bangsa,” jelas dia.

Rektor ISI Surakarta, I Nyoman Sukerna sempat menyanyikan satu bait lagu Kasih Ibu. Rektor juga menegaskan ibu adalah Malaikat tanpa sayap.

“alimat itu sangat pantas disematkan kepada setiap ibu di seluruh dunia karena hanya malaikatlah yang selalu melakukan kebaikan tanpa pamrih, seperti halnya ibu yang selalu berkorban, tetapi tak pernah meminta imbalan,” papar Rektor.

Tiada kata yang sanggup untuk menjelaskan tentang hebatnya pengorbanan sosok hamba Tuhan yang mulia ini, tak mungkin pula kita sebagai anaknya berpikir mampu untuk membalas setiap tetesan keringat dan air mata yang telah dikeluarkannya.

Barang kali yang pantas kita lakukan adalah memuliakannya sampai akhir hayat kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya