SOLOPOS.COM - Ilustrasi batubara (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN- Kebijakan energi nasional selama ini dinilai tidak cerdas karena belum mendorong percepatan kemandiran dan ketahanan energi bangsa. Hal itu dapat dilihat dari lemahnya komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran mengatakan, sumber bahan bakar energi fosil tak bisa lagi diandalkan dalam 25-50 tahun mendatang. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan berani dengan melarang sumber energi fosil sebagai bagian dari komoditi.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Sebaliknya, pemerintah  harus menggerakkan upaya untuk mengembangkan energi alternatif. Dia menyontohkan China di mana sebagian besar cadangan batubara dimanfaatkan sendiri untuk mengembangkan industri dalam negeri.

“Tanpa keberanian itu, Indonesia akan selalu menjadi pasar dan negara lain yang mengambil keuntungan dari sumberdaya alam yang dimiliki. DEN berencana memanfaatkan energi terbarukan untuk memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan energi nasional. Saat ini baru lima persen yang sudah dipenuhi,” ujar Tumiran di sela seminar Green Energy Technology, di UC (University Club) UGM, Jumat (6/12/2013).

Dosen Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik UGM itu menjelaskan, Indonesia perlu memanfaatkan enegri surya, energi angin, air dan biomassa. Hal itu bisa terwujud bila pemerintah berkomitmen dan merombak kebijakan energi.

Kebijakan mengekspor mineral dalam bentuk bahan mentah saat ini diakui Tumiran sangat merugikan bangsa. “Sangat ironis. Indonesia merupakan negara dengan cadangan batubara terbesar kelima di dunia, tapi bangga menjadi negara pengekspor batubara terbesar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya