SOLOPOS.COM - Potongan gambar Saifuddin Ibrahim saat meminta 300 ayat Alquran dihapus. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menolak keras pernyataan Saifuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Alquran karena dianggap sebagai sumber kekerasan.

Pernyataan itu disampaikan Humas PGI, Jerry Sumampouw dalam program Fakta yang diunggah di kanal Youtube TVOneNews dan dikutip Solopos.com, Jumat (8/4/2022).

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Menurut Jerry, pernyataan Saifuddin itu kontraproduktif dan memicu ketegangan antarumat beragama. Jerry bahkan meragukan status kependetaan Saifuddin yang mantan ustaz tersebut.

Baca Juga: Saifuddin Ibrahim Ternyata Dulu Kader NII, Ini Kisahnya

“Setelah kasus ini viral PGI berkoordinasi dengan gereja-gereja, kami tidak mendapat informasi yang cukup valid tentang kependetaan dari yang bersangkutan. Kapan dia jadi pendeta, dia menjadi pendeta di gereja mana, tidak begitu jelas,’ ujar Jerry.

Dalam PGI, menurut dia, ada aturan tegas bagi para pendeta untuk tidak melakukan penodaan terhadap agama lain. “Tidak boleh berkomentar sesuatu yang kurang penting dan tidak berkaitan dengan urusan kita, misalnya ajaran agama lain,” katanya.

Humas PGI, Jerry Sumampouw mengecam tindakan Pendeta Saifuddin Ibrahim. (Youtube)

Sebelumnya, Pendeta Joshua Tewuh mengecam tindakan Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Alquran dihapus karena menjadi sumber kekerasan.

Menurut Joshua Tewuh, tindakan Saifuddin Ibrahim itu sebagai bentuk penistaan agama dan tidak mewakili kekristenan di Indonesia.

“Dia tidak mewakili kekristenan di Indonesia, dia mewakili pribadinya. Jadi tindakannya meminta 300 ayat Alquran dihapus itu menurut saya memang penistaan agama,” ujar Joshua Tewuh seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Kalam Kudus, Kamis (7/4/2022).

Baca Juga: Romo Benny: Lecehkan Islam, Tangkap Segera Saifuddin Ibrahim!

Tak hanya menyerang umat Islam, Pendeta Saifuddin Ibrahim yang kini menjadi buronan Polri ternyata juga berseteru dengan koleganya sesama pendeta.

Saifuddin Ibrahim terlibat perang terbuka di dunia maya dengan sejumlah pendeta antara lain Pendeta Joshua Tewuh, Risuli Lubis dan Henry Tan Dianta.

Bahkan Saifuddin terlibat perang komentar dengan Joseph Paul Zang yang juga menjadi buronan Polri karena melecehkan Islam.

Saifuddin membuat konten video yang diunggah di kanal Youtubenya dan menyerang Joshua Tewuh.

Saifuddin menuding Joshua Tewuh melarikan uang donasi senilai Rp200 juta yang sebenarnya diperuntukkan Muhammad Kace yang kini dipenjara karena kasus penistaan agama Islam.

Baca Juga: Tinggal di AS, Saifuddin Ibrahim: Kalau Pulang Saya Habis!

Konten Youtube Saifuddin itu membuat berang Joshua Tewuh. Joshua Tewuh bahkan mendesak Polri segera menangkap Saifuddin karena melecehkan agama Islam dan membuat kekacauan.

“Tidak sama lho penginjilan dengan menjelekkan agama lamanya. Menjelek-jelekkan agama lain itu bukan penginjilan. Penginjilan itu memberikan kabar baik, dengan cara yang baik, dengan materi yang terbaik dalam penyajiannya. Bagi saya apa yang dilakukan Saifuddin Ibrahim ini bukan penginjilan,” tegas pendeta yang tinggal di Kalibata City, Jakarta itu.

Secara tegas Joshua mengatakan apa yang dilakukan Saifuddin Ibrahim itu sebagai bentuk penistaan terhadap agama Islam. Ucapan Saifuddin agar Menteri Agama menghapus 300 ayat Alquran, tudingan bahwa haji dan umrah hanya buang-buang devisa merupakan pelecehan agama.

“Kalau jadi kristen, jadilah kristen yang baik, pelajari Alkitab. Tidak perlu menjelek-jelekkan agama lama. Saya sendiri jika agama saya dihina juga marah. Misalnya dulu Abdul Shomad mengatakan jin pakai salib saya marah. Saya mendesak Kapolri menangkap Abdul Shomad,” ujar mantan anggota sinode di Gereja Bethel Indonesia (GBI) itu.

Baca Juga: Dari Amerika Serikat, Saifuddin Ibrahim Sebut Hakim Indonesia Bodoh

Joshua yang sebelumnya adalah guru spiritual Saifuddin Ibrahim meminta mantan anak didiknya itu untuk bertobat. Menurutnya, apa yang dilakukan Saifuddin memecah belah persatuan umat beragama di Indonesia.

“Yang kamu lakukan itu membahayakan lho, bukan kepada dirimu saja tapi juga ke banyak orang. Bisa memicu konflik horisonal. Kamu enak sudah kabur ke Amerika Serikat, kami di sini yang susah. Kamu sengaja provokasi umat Islam, kami yang kena getahnya. Anda kesetanan,” katanya.

Baca Juga: Ditetapkan Tersangka, Kapan Saifuddin Ibrahim Ditangkap?



Pendeta Henry Tan Dianta sependapat dengan Joshua Tewuh. Menurutnya, Saifuddin memainkan isu-isu agama demi mendapatkan uang.

“Sejak dulu dia itu mikirnya uang. Apa-apa uang. Apa-apa jadi uang. Dulu saat saya tengok di penjara, kata-kata pertamanya ‘Pak Pendeta, adakah donasi untuk saya’. Ini bener, saya mengalami sendiri,” ujar Henry Tan.

Pada 2018, Saifuddin Ibrahim dipenjara empat tahun karena menistakan agama Islam. Saifuddin menulis di laman Facebooknya dengan menuding Nabi Muhammad SAW sebagai raja cabul karena menikahi anak umur enam tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya