SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJA–Laporan perekonomian Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY merilis perkembangan perbankan DIY masih terus tumbuh meski sedikit melambat. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan DIY hanya tumbuh 11,27% dan banyak ditopang oleh melonjaknya simpanan deposito yang mencapai 19,26%.

Hal tersebut disampaikan Asisten Direktur KPBI DIY Djoko Raharto. “Kondisi perekonomian domestik yang agak tertekan di tahun ini mulai memberikan dampak pada kegiatan usaha perbankan DIY. Ada perkembangan yang sedikit melambat pada usaha ini. Di antaranya pada pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit,” ujar Djoko, Selasa (17/12/2013).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sampai akhir Oktober 2013, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit tumbuh lebih rendah dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga di industri perbankan DIY pada Oktober hanya mengalami peningkatan 11,27% secara year to date (ytd) dengan outstanding Rp38,81 triliun. “Angka pertumbuhan tersebut di bawah capaian pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya yang meningkat 15,37 persen (ytd),” jelas Djoko.

Djoko memaparkan untuk penghimpunan DPK tersebut, jenis simpanan deposito mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Lonjakan produk perbankan ini mencapai 19,26% menjadi Rp13,37 triliun. Kenaikan tersebut juga turut dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga deposito yang sejalan dengan kenaikan BI Rate. Sedangkan simpanan dalam bentuk tabungan dan giro, masing-masing hanya meningkat 8,02% dan 5,48% secara year to date.

Sementara di sisi penyaluran kredit, outstanding kredit yang disalurkan perbankan sampai dengan akhir Oktober 2013 sebesar Rp25,24 triliun. Produk perbankan ini mengalami kenaikan 15,59% dibandingkan dengan posisi Desember 2012. “Pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya yang naik 16,67 persen,” imbuh Djoko.

Peneliti Senior Bank Indonesia ini juga mengungkapkan perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada kredit konsumsi dan modal kerja. Pada Oktober 2013 kedua skim kredit tersebut masing-masing hanya tumbuh 7,46% dan 10,27%. Pertumbuhan skim kredit tersebut di bawah pertumbuhan pada bulan Oktober 2012 yang masing-masing mencapai 13,01% dan 16,42%.

“Perlambatan tersebut cukup wajar mengingat ekspansi perekonomian pada saat ini agak melambat karena perekonomian sedang mengalami sedikit tekanan,” tandas Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya