SOLOPOS.COM - Mahasiswa UNS, Bintang Rega (kanan), menunjukkan varian produk cokelat intip Den Cokip buatannya di toko oleh-olehnya di Kartasura, Sukoharjo, beberapa waktu lalu. (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Mahasiswa UNS berinovasi memadukan cokelat dengan intip menjadi jajanan unik.

Solopos.com, SOLO — Bagi masyarakat Solo dan sekitarnya, intip sudah sangat dikenal sebagai salah satu jajanan khas Kota Bengawan tersebut. Intip adalah sebutan untuk kerak nasi dalam istilah Bahasa Jawa.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Camilan yang rasanya gurih dan renyah itu biasanya menjadi buruan wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh. Salah satu ciri khas intip, yakni taburan gula jawa cair di permukaan intip goreng atau taburan garam halus jika ingin rasanya asin.

Popularitas intip membuat seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bintang Rega, tertarik memadukan intip dengan cokelat. Hasilnya perpaduan keduanya memunculkan sensasi rasa tersendiri. Hal itu terbukti saat  berkesempatan mencicipi cokelat-intip buatan Bintang Rega beberapa waktu lalu.

Saat ditemui wartawan di rumahnya di Kartasura, Sukoharjo, Bintang menuturkan perpaduan antara cokelat dan intip tersebut merupakan inovasi yang ia ciptakan untuk memberi nilai lebih pada intip yang selama ini dikenal sebagai makanan tradisional asal Solo.

“Makanan intip ini disukai orang, tapi hanya kalangan tertentu. Biasanya orang-orang tua. Sedangkan dari kalangan anak muda, sangat jarang. Bahkan anak-anak muda lebih suka cokelat. Dari situlah saya punya ide untuk memadukan cokelat dan intip ini ” ungkap dia.

Meskipun orang tuanya memiliki usaha toko oleh-oleh yang cukup besar, Bintang tak ingin mengandalkan orang tuanya. Anak kedua dari tiga bersaudara ini rela menjual pelek motor kesayangannya untuk modal usahanya sendiri. “Modal awalnya dari jual pelek motor, kemudian saya pakai untuk memulai usaha cokelat intip ini,” bebernya.

Sejak dirintis mulai 2016 lalu, produksi cokelat intip Bintang saat ini telah mencapai 20 kilogram cokelat per bulan. Menurut mahasiswa Semester IV ini, bahan baku cokelat ia ambil dari seorang distributor di Jakarta, sedangkan intip diproduksi oleh produsen intip dari Wonogiri yang menjadi mitra sebuah toko oleh-oleh milik orang tuanya yang juga berlokasi di Kartasura tersebut.

Cokelat intip Bintang yang menggunakan nama Den Cokip, berasal dari kata Raden Cokelat Intip, dijual dalam beberapa varian rasa dan ukuran, seperti permen cokelat dengan kemasan toples dan chocolate bar, dan mini chocolate bar. “Antara lain ada rasa original, stroberi, dan mint,” terangnya.

Bisnis cokelat intip tersebut juga yang mengantar Bintang sebagai salah satu mahasiswa yang berhasil lolos seleksi sebagai penerima dana bantuan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2016 dari UNS.

Ketua Program Pelaksana PMW PPKwU LPPM UNS, Eddy Triharyanto, menerangkan, bisnis cokelat intip Bintang tersebut saat ini dalam proses pengajuan izin merek.

“Untuk Den Cokip ini sudah perizinan legal, izin merek sudah proses, mudah-mudahan jadi besar. Ini terobosan bagus mudah-mudahan ini menjadi pengusaha cokelat di negara kita,” kata Eddy.

Pihaknya juga berharap usaha mahasiswa binaannya akan lebih berkembang, tidak hanya cokelat intip tetapi juga lebih banyak lagi, sehingga mampu melengkapi pusat oleh-oleh cokelat dari Blitar, Bali , Jogja, Lampung, dan Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya