SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Demo tolak Ahok kembali terjadi, kali ini di depan Gedung KPK yang diwarnai aksi anarkis massa.

Solopos.com, JAKARTA — Ratusan orang dari kelompok organisasi masyarakat terlibat bentrok dengan polisi di depan Gedung KPK, Jumat (20/5/2016) sore. Mereka terlibat saling lempar batu yang dihadapi dengan tembakan gas air mata ke arah massa yang mulai anarkis.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Massa kemudian mundur sambil merusak sejumlah fasilitas umum, mulai dari kaca pos keamanan, selter busway, hingga merusak bus TransJakarta. Iben salah seorang pendemo yang berasal dari Aliansi Masyarakat Jakarta Utara menyatakan, dia sebenarnya tidak berniat anarkis.

Hanya saja, karena ada provokasi kejadian itu tak mampu dihindarkan. “Kami hanya menginginkan reklamasi dihentikan. Tidak bermaksud untuk anarkis,” kata dia, Jumat.

Massa tersebut berasal dari warga dari Luar Batang, Kalijodo, dan sejumlah organisasi massa. Mereka akhirnya bisa ditenangkan setelah aparat bernegoisasi dengan sejumlah pentolan massa tersebut.

Sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam Fraksi Pembela Betawi melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD DKI, Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Para demonstran tersebut menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar turun dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Ibu Kota.

“Ahok harus turun dari jabatan Gubernur karena berlaku gak adil ke masyarakat. Penggusuran di beberapa wilayah pemukiman warga di Kampung Pulo, Kalijodo, Pasar Ikan, dan Kampung Akuarium yang tidak mengedepankan rasa kemanusiaan dan rasa keadilan,” ujar Komando Demonstrasi Anto di depan Gedung Dewan, Jumat (20/5/2016).

Selain soal penggusuruan, para pendemo juga mempertanyakan beberapa kasus yang menjerat Ahok, misalnya kontroversi pembelian lahan RS Sumber Waras, dan pemberian izin pelaksanaan reklamasi Teluk Jakarta.

“Kami minta DPRD DKI tak hanya berani mengkritik Ahok, tetapi menurunkannya. Kalau gak sanggup lengserkan Ahok, DPRD DKI lebih laik mengundurkan diri saja,” katanya.

Aksi demonstrasi tersebut dilakukan setelah shalat Jumat pukul 13.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB. Sempat terjadi kericuhan dalam demo tersebut, misalnya melemparkan batu, botol aqua, dan bambu ke dalam halaman gedung DPRD DKI. Massa membubarkan diri dan melanjutkan aksi ke Gedung KPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya