SOLOPOS.COM - Penjual Emban (Dok/JIBI/Solopos)

Demam batu akik menjadi fenomena menarik bagi masyarakat.

Solopos.com, SOLO —Demam batu akik memberi dampak positif untuk para penggosok batu akik dan penjual emban. Pasalnya, fenomena masyarakat ini, membuat jalan rezeki mereka semakin terbuka.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Mau tahu bagaimana rezeki penggosok batu dan penjual emban? Simak ulasan ini, Rabu (18/3/2015).

Pasar Batu Mulia di dekat Alun-alun Utara Keraton Surakarta tak pernah sepi pengunjung. Harga batu akik lokal seperti, Bacan, Chalcedony, Kalimaya, Garut, Fire Oval, Sungai Dare, dan Solar masih tetap tinggi seiring tingginya peminat batu-batu tersebut. Sedangkan batu permata, seperti Blue Sapphire, Ruby Star, dan Topaz tetap diminati kendati harganya cukup mahal.

Menurut Hasan Ansori, pedagang di Pasar Batu Mulia, samping Alun-alun Utara Solo, batu Bacan diminati karena bisa berubah motif dan warnanya. Harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.  Demikian juga batu lainnya, seperti batu Chalcedony.

Fenomena demam batu akik ternyata tidak hanya dinikmati penjual batu akik. Pihak lain pun yang ikut mendapatkan keuntungan dari batu akik, yaitu penggosok batu akik dan penjual emban atau badan cincin. Bahkan karena banyaknya konsumen, beberapa penggosok batu akik baru bisa menyelesaikan pesanan dua bulan hingga tiga bulan kemudian.

Seperti dituturkan Suwito, karyawan Bengkel Permata Slamet Rahardjo, Jl. Adisucipto No. 170 Solo, ada peningkatan hingga 400% dari sebelum muncul demam batu akik.

“Dulu paling lama dua pekan sudah jadi, sekarang harus tiga bulan baru pesanan selesai,” terang Suwito, beberapa waktu lalu.

Memang proses pembuatan batu akik membutuhkan waktu cukup lama, mulai dari memotong, membentuk, menggosok, dan memoles agar batu akik tersebut mengilap.

Untuk ongkos potong saja, dihargai Rp10.000 sekali potong, kemudian ongkos normal untuk menjadikan batu akik siap pakai Rp25.000 dan akan naik Rp10.000 sesuai ukuran.

Kendati prosesnya lama, namun ada konsumen yang tetap ingin memanfaatkan jasa di bengkel permata tersebut. Seperti Shodiq, warga Boyolali yang mengaku rela menunggu demi mendapatkan hasil yang bagus.

“Memang ada penggosok yang lain dan waktunya lebih singkat, namun di sini hasilnya lebih bagus kendati waktunya lebih lama,” jelas Shodiq yang sudah beberapa kali menggosok batu di tempat tersebut.

Selain penggosok, penjual emban juga panen. Karena untuk menjadikan batu akik sebagai cincin butuh emban dari perak, monel, dan titanium. Menurut Mutaqin, penjual emban di Gladak, ada peningkatan 75%-100%.

“Harga untuk emban monel, Rp35.000, sedang yang titanium Rp85.000 dalam satu hari saya bisa jual sekaligus memasangkan emban sampai 100 biji,” ungkap Mutaqin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya