SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis indonesia/Armin Abdul Jabbar)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis indonesia/Armin Abdul Jabbar)

SOLO — Kota Solo mengalami deflasi selama bulan April sebesar 0,13%. Deflasi dipicu menurunnya harga bahan makanan, di antaranya cabai rawit yang turun harga sebesar 35% dan kacang panjang yang turun harga 28%.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Meski harga sebagian besar bahan makanan turun, barang-barang lain, khususnya produksi pabrik tetap mengalami kenaikan harga. Hal tersebut tampak dari terjadinya inflasi pada enam kelompok komoditas, di luar bahan makanan. Diduga, kondisi itu terjadi sebagai sisa-sisa imbas rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada April, yang akhirnya batal.

“Harga bahan makanan di Solo lebih banyak disuplai dari sekitar Solo. Jadi harganya bisa turun lebih cepat dibandingkan produk-produk buatan pabrik,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Toto Desanto, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Selasa (2/5/2012).

Sebagai contoh, Kasi Statistik dan Distribusi BPS Solo, Herminawati, menyebut harga cabai rawit yang bulan sebelumnya menembus Rp40.000/kologram (kg), selama April harganya turun menjadi Rp25.000-Rp26.000/kg. Hal serupa terjadi pada kacang panjang yang harganya turun 28%. Perubahan harga ini terjadi karena pasokan cabai lancar menyusul cuaca cerah beberapa waktu terakhir.

Secara umum, Toto menjelaskan, berdasarkan data BPS Solo, deflasi pada April dipicu turunnya harga kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi 1,33%. Ada lima komoditas yang sumbangan deflasinya paling besar, yaitu cabai rawit, kacang panjang, beras, daging ayam ras dan telur ayam ras. “Beras harganya turun, walau hanya 1% cukup berpengaruh karena bobotnya tinggi.”

Sementara itu, lima kelompok komoditas lain mengalami inflasi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,35%; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,19%; kelompok sandang 0,01%; kelompok kesehatan 0,13%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,97%; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,08%.

Dibandingkan dengan tiga kota pantauan lain di Jawa Tengah, Solo satu-satunya yang mengalami deflasi. Tiga kota lain; Tegal, Semarang dan Purwokerto sama-sama mengalami inflasi sebesar 0,15%; 0,14% dan 0,09%. “Solo satu-satunya mengalami deflasi, tapi jika dilihat berdasarkan tahun kalender Solo masih kedua terendah,” imbuh Toto. Inflasi tahun kalender Solo sampai April sendiri mencapai 0,45%, sedangkan Tegal 0,37%.

Dengan angka inflasi 0,45% tersebut, Toto menegaskan Solo masih menjadi magnit yang kuat untuk menarik investor. Menurut dia, untuk menentukan pilihan investasi pengusaha akan melihat sejarah kondisi perekonomian sebuah daerah dalam kurun waktu lama, misalnya dua tahun. Sejauh ini, meski inflasi tahun kalender Januari-April menembus 0,45%, investasi masih aman. Sebagai gambaran, untuk periode yang sama, inflasi tahun kalender mencapai -1.13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya