SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisuda perguruan tinggi. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Solopos.com, SOLO—Daya serap dunia kerja lulusan S1 perguruan tinggi masih terbilang rendah. Data terakhir 2021 dari Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukkan daya serap lulusan S1 sekitar 10,18%. Diperkirakan 2023 jumlah tersebut tidak jauh berbeda.

Menyangkut hal itu sejumlah PTS berupaya meningkatkan kualitas lulusannya melalui program atau kegiatan yang sudah disusun.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Pelaksana tugas (plt) Rektor Universitas Sahid Surakarta (Usahid) Solo, Sri Huning Anwariningsih, mengatakan terkait daya serap lulusan S1 yang masih rendah memang menjadi masalah semua perguruan tinggi.

“Ini menjadi tantangan bersama. Artinya begini, kami mencoba untuk menumbuhkan karakter entrepreneurship. Artinya itu yang menjadi upaya kita,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (8/2/2023).

Dia mengaku perguruan tinggi tidak bisa berdiri sendiri. Perlu ada keterlibatan langsung atau kolaborasi pihak lain, terutama perusahaan. “Sudah mulai kita coba menjalin kerjasama dengan beberapa instansi [perusahaan]. Sehingga mahasiswa itu banyak belum lulus malah sudah ada yang bekerja,” ujar dia.

Alternatif lain, menurut dia mahasiswa harus didorong untuk menjadi pengusaha. Menurut Sri langkah ini juga akan mengatasi masalah lapangan kerja. “Selain itu kita bekali dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan entrepreneurship. Kami harapkan nanti ketika lulus tidak berhenti sebagai pegawai, tapi bisa menjadi pencetak lapangan kerja,” kata dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh Rektor Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo, Winarti, yang mengatakan salah satu cara mengantisipasi jumlah pengangguran lulusan S1 dengan magang ke perusahaan.

“Kita menyiapkan [program magang]. Karena program dari pemerintah MBKM [Merdeka Belajar-Kampus Merdeka] itu juga mengarah ke sana [menyiapkan lulusan siap kerja]. Mahasiswa bisa magang di dalam atau luar negeri,” kata dia.

Dia menganggap penting perguruan tinggi menjalin mitra ke perusahaan atau instansi. “Kami kemarin menyiapkan proposal ke Kadin Solo. Nah itu kan praktik langsung selama enam bulan. Itu salah satu cara kami menyiapkan,” ujar dia.

Winarti juga menganggap perlu mendirikan lembaga sertifikasi yang ditujukan untuk menambah keahlian dan keterampilan mahasiswa. “Kita sudah punya lembaga itu, dan sudah bisa memberikan sertifikat kepada orang luar selain mahasiswa. Jadi kita memberikan keterampilan teknis dan ada sertifikatnya,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya