SOLOPOS.COM - Karyawan pengepak Jahe Wangi di produsen produk itu, CV Intrafood (JIBI/Espos/Shoqib Angriawan)

Produsen Jahe Wangi, CV Intrafood, sukses menembus pasar ekspor karena menerapkan strategi marketing berbasis data.

Solopos.com, SOLO — Siapa tak kenal Jahe Wangi? Minuman herbal yang dibuat dari jahe dan gula asli ini telah dikenal lama dan hadir di hampir semua warung, termasuk warung kelontong sederhana di kampung-kampung. Namun, tahukah Anda Jahe Wangi diproduksi perusahaan di Solo?

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

Bukan itu saja, ternyata perusahaan produsen Jahe Wangi, yaitu CV Intrafood, kini sukses memperluas ekspor. Saat ini, tak kurang 10% produksi perusahaan yang berdiri 1984 ini dijual di luar Indonesia. Dalam waktu yang cukup singkat, sekitar tujuh tahun, Intrafood telah mengekspor produknya ke Amerika, Taiwan, Hong Kong, Tiongkok, Serbia, Belanda, Luksemburg, Belgia, Korea Selatan, Singapura, Inggris, Jepang, Kanada, Brasil, dan lain-lain.

Mau tahu rahasia kesuksesan Intrafood? Pemilik sekaligus pengelola CV Intafood, Michael Na, membagikan strateginya membangun bisnis minuman herbal Intrafood.

“Tiga tahun pertama merupakan masa paling sulit bagi saya. Dengan menerapkan standar ISO, ada pola manajemen dari yang semula pencatatannya berbasis buku diganti semua dengan sistem computerized. Mau tak mau, ada karyawan yang kami berhentikan. Sebagai pemilik tentunya saya merasa berat hati,” kisah Michael yang mulai melanjutkan bisnis ini pada 2010 saat ditemui di kantornya, Selasa (18/7/2017).

Dia memutuskan kembali ke Indonesia setelah lulus dari Virginia Tech University jurusan Mechanical Engineering pada 2007 dan sempat bekerja di perusahaan di Amerika Serikat. Michael mengakui harus belajar dari nol untuk meneruskan usaha sang ayah yang meninggal dunia pada 2004.

Selain manajeman, di perusahaan yang beralamat di Jl. Ir. Juanda No. 235, Pucangsawit, Jebres, ini dia juga memperbaiki lini produksi dengan melakukan modernisasi alat-alat produksi yang usang. Penerapan manajemen terus di-update termasuk menerapkan standar ISO 9001 agar produknya bisa diterima pasar yang lebih luas.

Selain itu dia juga mengembangkan produk baru. Kini CV Intrafood memiliki enam jenis produk yang terbagi atas dua kelompok merek yakni merek Intra dan Singabera. Intra menyasar konsumen menengah ke bawah sedangkan Singabera menyasar konsumen menengah ke atas.

Marketing berbasis data pun dia terapkan, khususnya untuk melakukan penetrasi pasar ekspor. Michael melakukan survei yang hasilnya diolah menjadi data untuk menentukan produk yang dilepas ke pasaran agar tepat sasaran.

“Kalau saya boleh bilang, untuk bisa menembus pasar ekspor, kita harus tahu dulu pasar yang akan ditarget. Kalau bisa berkunjung ke negara tersebut. Misalkan kalau ingin ekspor ke Amerika produk yang paling dibutuhkan apa, packaging-nya seperi apa, dan sebagainya. Dengan demikian, kita akan mendapatkan solusi atas apa yang diinginkan pasar,” terang dia.

Maka dari itu, pameran produk berskala internasional sangat membantu bagi para produsen untuk mengetahui kebutuhan pasar di negara tersebut. Dengan mengikuti ekspo berskala internasional, produsen dapat sekaligus menyurvei kebutuhan pasar di negara tersebut.

Begitu juga dengan pasar lokal. Survei sangat diperlukan untuk mengetahui kebiasaan dan kebutuhan pasar. “Seperti misalnya minuman jahe, produk saya sendiri. Enggak semua orang suka jahe. Namun keuntungannya kompetitor kami sedikit sehingga kami harus melakukan survei di beberapa daerah tentang konsumsi jahe. Setelah itu baru cari partner atau distributor di daerah tersebut untuk menggalakkan promo sesuai kulturnya. Karena kultur tiap daerah pasti berbeda,” tambahnya.

Berbagai inovasi itu terbukti membuat kapasitas produksinya kini mencapai 10 ton per hari dari sebelumnya hanya lima ton per hari. Volume eskpor pun naik dua kali lipat dari 5% menjadi 10%. Pasar ekspornya juga bertambah.

Di pasar domestik, area pemasaran produk Intrafood mencakup Jateng, Jatim, Jambi, Lampung, Pangkalpinang, Bali, Balikpapan, NTT, Papua, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, Riau, Pekanbaru, dan lain-lain.Ke depan, setelah mendapatkan sertifikat ISO 9001, dia menargetkan dapat mendapat serifikat ISO 2200 dalam hal standar manajemen keamanan pangan global untuk seluruh rantai pasokan makanan.

Kreatif dan Inovatif. Memang tak salah Pemkot Solo memberikan penghargaan sebagai Industru Kecil Menengah (UKM) inovatif atau Industry Innovation Award 2017 di bidang marketing dan manajeman kepada Intrafood. Penghargaan diserahkan pada Rabu (12/7/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya